"Kita inginkan kan one man one ticket. Ini ada aturannya, ada peraturan Gubernur BI yang terkait dengan penggunaan elecronic fare collection. OK Otrip ini masih dalam proses POC (proof of concept). Jadi BI kan sampai sekarang belum bisa memberikan rekomendasi terkait dengan program ini karena POC-nya masih berjalan. Makanya hasil evaluasi di BI pun agar diperpanjang," kata Sigit di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ingin semua yang terkait dengan sistem pembayaran harus di-approve oleh lembaga yang berwenang, yakni BI. Dan ini masih dalam koridor itu. Evaluasi terhadap konsep yang disampaikan dalam OK Otrip," jelasnya.
Selain itu, kata Sigit, pihaknya masih membicarakan proses pengintegrasian layanan trayek bus sedang, besar, ataupun kecil. Uji coba kali ini akan kembali dilakukan selama 3 bulan. Namun durasi uji coba itu masih dibahas pihak BI.
"Kalau kemarin sih katanya coba diperpanjang tiga bulanlah. (Durasi uji coba) masih dalam pembahasan bersama BI," ujarnya.
Uji coba OK Trip dimulai pada 15 Januari 2018. Uji coba itu berlangsung selama 3 bulan dan seharusnya berakhir pada 15 April.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, dengan program OK Otrip, integrasi antar-angkutan umum di Jakarta diharapkan bisa terbentuk. Sebab, selama ini integrasi antar-angkutan umum merupakan salah satu masalah terkait transportasi di Ibu Kota.
"Mudah-mudahan dari uji coba ini kita dapat masukan dan utamanya adalah soal integrasi. Bagaimana penumpang bisa menggunakan kendaraan publik dari satu tempat ke tempat lainnya yang angkutannya tersambungkan. Karena, salah satu masalah utama selama ini adalah angkutan publik yang tak tersambungkan," kata Anies, Senin (15/1). (idn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini