Bagaimana Rusia di bawah kepemimpinan Putin?
Putin menjadi Presiden Rusia pada 26 Maret 2000. Politikus kelahiran Leningrad (kini St. Petersburg), Rusia, 7 Oktober 1952 itu kembali diambil sumpahnya sebagai presiden pada 7 Mei 2004. Dua periode menjadi presiden, Putin kemudian diangkat sebagai perdana menteri Rusia pada 7 Mei 2008.
Pada 4 Maret 2012 Putin kembali menjadi Presiden Rusia untuk ketiga kalinya. Tanggal 18 Maret 2018 Putin kembali menduduki kursi Presiden Rusia untuk keempat kalinya setelah memenangkan pemilu di negara tersebut.
Selama Putin memimpin, hanya segelintir orang yang punya nyali untuk mengkritik pemerintahan. Itu pun beberapa di antaranya harus bernasib nahas. Ada yang dikucilkan, hijrah ke luar Rusia, atau tewas karena racun hingga ditembak orang tak dikenal. Sejauh ini tentu saja tak ada bukti hukum bahwa mereka menjadi korban Putin.
Pada 2000, Vladimir Gusinsky, pemilik jaringan NTV, dikucilkan karena menolak mengubah pemberitaan terhadap pemerintah Putin. Mikail Khodorkovsky, Kepala perusahaan minyak Yukos pada 2003 dihukum satu dekade dengan tuduhan penghindaran pajak setelah sebelumnya dia menuding Putin dan koleganya korupsi secara massif.
Pada 2011, Ksenia Sobchak, seorang jurnalis yang aktif memprotes kebijakan Putin disingkirkan dari jaringan utama televisi. Ksenia Sobchak adalah anak dari Anatoly Sobchak yang juga mentor politik Putin. Pada 2017 lalu dia maju Pemilihan Presiden melawan Putin. Namun keberuntungan belum berpihak padanya. Dia kalah dan Putin terpilih menjadi Presiden Rusia untuk keempat kalinya.
Di bawah kepemimpinan Putin, perekonomian Rusia sempat beberapa kali mengalami krisis. Badai ekonomi menghantam Rusia pada akhir 2014. Ketika itu harga minyak dunia anjlok. Rusia juga terkena sanksi dari Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa lantaran campur tangan Putin dalam konflik di Ukraina.
Rusia di bawah Putin mengirim armada perangnya ke negara bagian Crimea, Ukraina. Hal ini dianggap merusak gencatan senjata di bagian timur Ukraina. Dunia internasional kian kesal dengan Rusia karena mengakui referendum pemisahan Crimea dari Ukraina. Pemimpin dunia tak mau menerima alasan Putin yang mengatakan adanya ancaman bagi penduduk yang tinggal di Negara Bagian Crimea, Ukraina.
Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa pun menjatuhkan sanksi untuk Rusia yang kian memperburuk perekonomian negeri Beruang Merah itu. Resesi ekonomi membuat harga-harga naik dan akhirnya menghantam daya beli warga Rusia, khususnya mereka yang miskin. Bank sentral meminta pemerintah Rusia melakukan reformasi struktural, termasuk mengurangi ketergantungannya dari minyak dan gas
Saat itu mata uang Rusia juga jatuh ke level terendah, disusul inflasi yang tinggi, sehingga angka kemiskinan kian bertambah. Sepanjang 2015, Rusia masuk 10 negara berkembang dengan perekonomian terburuk berdasarkan estimasi IMF karena pertumbuhan ekonominya menyusut 3,7 persen.
Perekonomian Rusia baru perlahan mulai bangkit pada 2017. Data dari Badan Statistik Rusia mencatat selama 2017 ekonomi negara itu tumbuh 1,5 persen. Tahun 2016 perekonomian Rusia menyusut 0,2 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini