"Yang jelas, ada dugaan intimidasi, itu berupa tindakan kata-kata yang mengatakan dan berisi tentang ancaman. Seperti tak pecok-pecok, tak pateni, tak tebas (Saya bacok, saya bunuh, saya potong-potong kamu). Namun, disampaikan terlapor melalui istri dan anak dari pelapor" kata kuasa hukum Amat Soleh, Abdul Wahit kepada wartawan di Mapolres Kudus, Senin (26/3/2018).
Pihaknya melaporkan ancaman ini ke polisi agar kejadian tak berulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diwawancara terpisah, Soleh menceritakan peristiwa tersebut. "Jadi, saat itu ada 2 orang yang datang dengan menggunakan mobil bergambarkan paslon tertentu," kata Soleh kepada wartawan.
Saat tiba di rumahnya kedua pria langsung menanyakan keberadaan dirinya. Lantaran tidak ada di rumah, salah satu pria tersebut langsung mengucapkan kalimat ancaman yang ditujukan kepada istri Soleh.
Saat itu, kata Soleh, sang pria tersebut minta agar tidak menjelek-jelekkan salah satu paslon tertentu.
"Kandakno bojomu ojo ngelek-ngelek calonku. Nek ora, mileh tak pecok-pecok opo tak pateni (bilang ke suamimu, jangan menjelek-jelekkan calonku. Jika tidak, pilih saya bacok atau saya bunuh)," kata Soleh.
Saat mengeluarkan ancaman, sang pria tersebut juga secara terang menyebut nama paslon yang didukungnya. Bahkan, sang pria tersebut juga mengenakan baju dengan gambar paslon itu.
Dalam kesempatan itu, Soleh membantah telah menjelek-jelekkan pasangan tertentu.
"Saat hendak pulang, dia juga menyebutkan nama dan rumahnya. Dan setelah saya cek, memang ada nama tersebut di kubu tim tertentu," kata Soleh.
Kasat Reskrim Polres Kudus, AKP Onkoseno Grandiarso Sukahar membenarkan pihaknya menerima aduan adanya ancaman.
Laporan dugaan ancaman tersebut memang tidak disampaikan secara langsung kepada pelapor, melainkan disampaikan melalui keluarganya. Saat ini, pihaknya akan memeriksa sejumlah saksi lain.
"Laporan kita terima. Nanti ada yang lain kita periksa. Kita akan periksa semuanya. Laporannya, adanya pengancaman," katanya pada wartawan. (sip/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini