"Kita kan putuskannya Juni. Kalau misal terjadi komunikasi yang intensif, bisa jadi (bergabung koalisi Jokowi)," kata Jazilul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/3/2018).
Jazilul menyebut PKB tetap menginginkan sang Ketum, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, maju sebagai cawapres Jokowi. Jika tak terwujud, PKB pun mendorong Cak Imin maju sebagai capres di Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Kalau tidak diterima) ya, nyapres," ujar anggota Komisi III DPR itu.
Sejumlah kemungkinan, menurut Jazilul, masih bisa terjadi. Cak Imin bisa menjadi lawan Jokowi sebagai capres, juga bisa bergabung dengan capres pesaing Jokowi dengan syarat yang sama, yakni kursi cawapres.
"Kalau nyapres berarti bertanding. Kalau diterima dan memungkinkan, nyapres. Kalau tidak ya, jomlo. Kalau nyebrang juga cawapres posisinya. Sama saja," jelas Jazilul.
Terkait posisi Cak Imin sebagai Wakil Ketua MPR yang baru disandangnya siang tadi, Jazilul menegaskan jabatan itu tak akan dijadikan panggung politik oleh ketumnya. Menurut dia, Cak Imin sudah cukup punya banyak 'panggung' untuk meningkatkan popularitas.
"Ini jabatan yang diamanatkan, bukan panggung ya. Tentu Pak Muhaimin harus mempertanggungjawabkan amanah itu dengan sebaik-baiknya," jelasnya.
"Kalau soal panggung, Pak Muhaimin banyak panggung. Mulai ketua umum partai, panglima santri, pembina Vespa, macam-macam kalau panggungnya. Nusantara mengaji. Banyak panggung kalau kita buatkan panggung," sambung Jazilul. (elz/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini