Makam Somenggalan ini terletak tidak jauh dari Monumen Tetenger, Jenderal Besar Soeharto dan rumah adik tiri Soeharto, Noto Suwito. Makam ini juga merupakan keluarga yakni ayah kandungnya R. Atmoprawiro yang juga merupakan ayah tiri Soeharto.
probo
Di Dusun Kemusuk, ayahnya di makamkan. Ayahnya meninggal setelah peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 ketika tentara Belanda mendatangi sekitar Dusun kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu untuk mencari Letkol Soeharto yang saat itu melakukan serangan di Kota Yogyakarta.
Di Dusun Kemusuk itu ada ratusan warga masyarakat dan anggota Mobile Brigade atau Brimob yang gugur. Dalam catatan sejarah lokal sekitar 200 orang gugur dalam serangan itu, termasuk 62 anggota Mobile Brigade. Ayah Probosutedjo, R. Atmoprawiro tertembak saat berada di pematang sawah Dusun Kemusuk.
Selain mendirikan Monumen Tetenger kelahiran Jenderal Besar Soeharto, Probosutedjo juga membangun makam tersebut sebagai kenangan akan peristiwa tragis itu. Dia juga mendirikan kampus Universitas Wangsa Manggala (Unwama) Yogyakarta pada tahun 1985 dan kemudian berganti nama menjadi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Probosutedjo sendiri lahir di Desa Kemusuk, 1 Mei 1930. Ia pernah berkarier sebagai guru dan kepala sekolah sebelum beralih menjadi pengusaha di bidang impor cengkeh PT Mercu Buana, perkebunan dan ekspor ternak ayam di Sumatera Utara. Setelah reformasi dia juga ikut membidani lahirnya Partai Nasional Indonesia Front Marhaen (PNI FM).
(bgs/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini