Kepala Laboratorium Herpitologi Puslit Biologi LIPI, Amir Hamidy, mengatakan king cobra tetap merupakan satwa liar. Ular bukan jenis satwa peliharaan (domestikasi).
"Nggak (berbahaya) lah. Ular itu kan dia tetap satwa liar. Dia bukan hewan domestikasi seperti kucing, anjing, ayam. Sifat satwa liarnya ini masih ada seperti mencari mangsa, teritorial," kata Amir saat dihubungi detikcom, Jumat (23/3/2018) malam.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amir mengatakan ular cobra bernaluri bertahan. Ular ini pada dasarnya akan menghindari kontak dengan manusia.
"King cobra sebenarnya lebih menghindari manusia. Dia nalurinya bertahan, bukan menyerang. Dia ular yang mobile. Bukan yang sifatnya diam seperti ular gurun seperti viper dan sanca. Kalau mereka ketemu orang, pasti dia lari," ujarnya.
Amir mengatakan jarang ditemukan kasus orang yang digigit ular king cobra di alam liar. Kasus kematian manusia karena king cobra lebih disebabkan karena ulah manusia sendiri.
"Kasus orang digigit king cobra itu jarang digigit karena di alam liar. Yang ada karena dia bermain dan dia memburu king cobra. Saya juga beberapa kali bertemu king cobra, jadi mereka yang pergi," ujar Amir.
Sebelumnya diberitakan, soal ular king cobra 'raksasa' ini, Made meminta maaf telah mengunggah foto ular king cobra tersebut. Dia menjelaskan ular tersebut sengaja diamankan dari permukiman warga karena membuat resah. (jbr/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini