Fadli diketahui sebagai sopir taksi online yang bermitra dengan Grab Indonesia. Untuk itulah, Budi mengaku akan memanggil Grab Indonesia serta koperasi yang menaungi Fadli.
"Saya mengecam sopir yang melakukan tindak pidana tersebut. Kemenhub bekerja sama dengan kepolisian akan memanggil aplikator dan koperasi yang membawahi mereka," ujar Budi di kantor Kemenko Kemaritiman, gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Budi bicara soal penyaringan (screening) sopir taksi online. Menurut Budi, semua pihak berkewajiban melakukan itu, bukan hanya pemerintah.
"Semua pihak berkewajiban melakukan screening itu, by law kan secara individual kita mensyaratkan beberapa hal tersebut, baik kir, SIM, dan sebagainya gitu. Secara langsung mestinya ada suatu lembaga yang merekrut pengemudi, mestinya dia milih-milih kalau tidak dia jadi bumerang, apakah kepada koperasi tersebut, apakah kepada aplikator," sebut Budi.
Budi tak lupa menyampaikan dukacita atas kejadian itu. Dia juga mengatakan agar peningkatan upaya keselamatan terus dilakukan.
"Oleh karenanya, marilah kita support untuk niat baik pemerintah memberikan regulasi untuk masyarakat bersama," kata Budi.
Sebelumnya, Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar mengaku telah menerima informasi terkait kejadian itu. Pihak Grab menyampaikan belasungkawa.
"Grab telah menerima informasi mengenai insiden ini dan kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan kerabat korban. Kami telah menghubungi pihak berwajib untuk mendapatkan detail penyelidikan," kata Mediko.
Adapun Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading sebelumnya membenarkan bahwa Fadli adalah sopir GrabCar. "Iya betul. Tapi kalau soal itu lebih baik tanyakan ke pihak provider-nya (Grab)," kata Dicky.
Seperti diberitakan sebelumnya, Siska dibunuh oleh Fadli dan Fahmi di rest area KM 40 Jalan Tol Jagorawi. Siska sebelumnya memesan taksi online melalui aplikasi Grab.
Motif keduanya melakukan pembunuhan itu adalah untuk merampok. Namun ternyata korban tidak mempunyai uang sehingga keduanya memutuskan mengeksekusinya dengan cara dicekik. (dhn/tor)











































