Salah satu warga, Ningsih (28) yang biasa berjualan di dekat lokasi mengaku sering merasa gatal. Terutama ketika angin kencang meniup busa hingga beterbangan.
"Gatel busanya, kalau ada angin kencang terbang-terbangan, kena muka (jadi) gatel," kata Ningsih kepada detikcom di lokasi, Jumat (23/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa diungkapkan oleh warga lainnya bernama Inawati (56). Selain gatal-gatal, Inawati bahkan mengaku suka merasakan pusing.
![]() |
"Iya kalau angin besar kadang banyak, kadang suka berterbangan, bau menyengat, sampai kepala pusing," ujar Inawati.
Inawati mengaku tidak tahu persis dari mana busa itu berasal. Ia menduga, busa itu berasal dari limbah.
"Kurang tahu dari mana, mungkin dari limbah (pabrik) ini kan pintu air nyambung ke sana (laut), udah ada empat tahun, kalau lagi banyak penuh banget (busanya)," jelasnya.
Kemunculan busa itu, kata Inawati, sudah lama. Sejauh ini belum ada tindakan dari pemerintah terkait busa itu.
"Belum pernah ada yang bersihin busa dari dulu," ungkapnya.
Inawati pun meminta agar pemerintah memperhatikan masalah busa ini. Ia khawatir kemunculam busa itu akan berdampak serius jika dibiarkan.
"Jangan buang limbah kasihan nelayan kecil," tuturnya. (mei/hri)