Prabowo Bicara 'RI Bubar 2030', Istana: Apa Dasar Kajiannya?

Prabowo Bicara 'RI Bubar 2030', Istana: Apa Dasar Kajiannya?

Ray Jordan - detikNews
Rabu, 21 Mar 2018 14:52 WIB
Kompleks Istana Kepresidenan (Foto: Presidenri.go.id)
Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabnowo Subianto menganalisis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan bubar di tahun 2030. Pihak Istana Kepresidenan mempertanyakan apakah dalam analisis Prabowo tersebut ada kajian ilmiahnya atau tidak.

"Itu yang disampaikan Pak Prabowo saya tidak tahu apakah ada dasar kajian secara ilmiah, kemudian bisa menerawang jauh ke depan 2030 Indonesia bubar?" kata juru bicara Presiden, Johan Budi SP, saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).


Yang pasti, kata Johan, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bertekad menjadikan Indonesia sebagai negara yang diperhitungkan di dunia. Terlebih adanya slogan '2045 Indonesia Emas'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang pasti, yang dilakukan pemerintahan Pak Jokowi-JK justru ingin menjadikan negara ini yang menempati posisi yang diperbincangkan di tingkat dunia, '2045 Indonesia Emas'. Justru itu upaya-upaya itu menuju ke sana," kata Johan.

"Kalau Pak Prabowo menyatakan 2030 Indonesia bubar, itu dasarnya apa? Itu perlu ditanya juga kan, harus ada kajian ilmiah, analisis. Anda kan sering baca juga analisis Indonesia oleh orang luar kan optimisme dibangun orang-orang luar atas perkembangan di Indonesia, oleh pakar-pakar ekonomi tingkat dunia loh ya," tambah mantan juru bicara KPK ini.


Johan menambahkan, dilihat dari sisi peringkat, peluang berinvestasi di Indonesia meningkat. Indonesia berada di atas Filipina di kawasan Asia Tenggara.

"Ini kan parameter menuju negara lebih baik kan, bukan sebaliknya bahwa ada kemudian yang punya pendapat silakan ditanya ke yang berpendapat 2030 itu negara bubar," katanya.

Namun, kata Johan, jika yang disampaikan Prabowo tersebut merupakan masukan terhadap pemerintah, hal itu sah-sah saja. Jika ada data yang valid, bisa dikaji bersama.

"Kalau itu dimaksudkan sebagai masukan dengan analisis yang begitu banyak, misalnya, ya tentu sah-sah saja, bisa dipelajari karena dihasilkan data-data yang valid. Tapi kejadian yang sebenarnya anda bisa melihat sendirilah," kata Johan.

[Gambas:Video 20detik]

(jor/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads