Hasilnya pun mengejutkan. Saat ini, bapak satu anak ini mampu mengolah sampah menjadi barang yang mempunyai nilai jual tinggi. Salah satunya adalah kursi bakpao yang diproduksi di Rakit, Banjarnegara.
Dengan memanfaatkan bekas ban mobil ring 13, dia bisa membuat kursi cantik. Satu setnya, ia jual dengan harga Rp 900 ribu hingga Rp 2 jutaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal kata Ari, untuk membuat satu set kursi dan meja tidak membutuhkan waktu lama. Jika kursi yang dinamai Bara Bakpao ini tidak ada permintaan model khusus, bisa dibuat hanya dalam hitungan jam. Namun, jika ada permintaan dengan motif-motif tertentu satu set membutuhkan waktu tiga hari.
![]() |
"Biasanya ada yang meminta motif Doraemon, logo vespa, bentuk binatang dan yang lainnya. Karena yang lama itu menjahit polanya," terangnya.
Untuk pembuatan, bekas roda mobil diberi busa dan dibungkus kulit sintetis. Hal ini agar kursi karyanya nyaman untuk diduduki. Saat ini, kursi bapkpao karyanya sudah dipasarkan ke berbagai kota besar. Sebut saja, Surabaya, Bandung, Tangerang dan kota-kota lainnya.
![]() |
"Hanya, untuk pemesan dari luar pulau memang belum kami layani. Karena nanti akan mahal di ongkos kirimnya," kata Ari.
Tidak hanya seputar kursi bapkpao dari bahan bekas ban mobil, namun Ari juga membuat berbagai karya lainnya dari barang bekas. Misalnya, sepeda motor dari ban bekas, robot-robot, kuda serta berbagai karya lainnya.
"Selain membuat kursi bapkpao, saya juga membuat beraneka ragam karya lain. Saat ini, karya-karya saya dari barang bekas tersebar di 80 desa wisata. Ada yang di Bantul, Tasikmalaya, Bandung dan tempat-tempat wisata lain," paparnya.
Hasil karyanya ini tidak dijual, melainkan disewa di tempat-tempat wisata. Biasanya, digunakan untuk selfie para wisatawan. Sehingga tidak heran, jika hasil yang ia dapat saat ini lebih besar dari gajinya saat menjadi PNS di Dinas Peternakan Purworejo.
![]() |
Padahal, saat memutuskan keluar dari PNS, ia sempat mendapat tentangan dari keluarga atau teman-temannya. Apalagi jika melihat banyaknya minat masyarakat yang ingin menjadi abdi negara tersebut.
"Dulu sempat banyak yang menentang. Tetapi, dengan menjadi PNS hobi saya membuat sesuatu dari sampah berkurang. Akhirnya saya memutuskan keluar dari PNS setelah 3 tahun," tuturnya.
Ari juga menuturkan, kesibukannya saat ini selain memproduksi kursi bakpao dan mengolah sampah lainnya, ia juga sering mengisi pelatihan-pelatihan pengolahan sampah.
"Dapur memang harus ngebul, tetapi kegiatan sosial juga jangan sampai ditinggalkan," pesannya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini