"Karena kondisinya sudah mati dan bau busuk, akhirnya paus tersebut dibawa lagi ke tengah laut ditarik dengan perahu nelayan," kata Wakapolsek Sawan, Polres Buleleng, Iptu Ida Bagus Astawa saat dihubungi detikcom lewat telepon, Senin (19/3/2018).
![]() |
Paus sperma ini dilaporkan warga mati pada Minggu (18/3) malam. Jajaran Polsek Sawan dan pihak-pihak terkait baru bisa datang ke lokasi pada pagi harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ke sana, ada pula kepala desa, camat Sawan dan camat Kubutambahan, karena lokasinya di pantai perbatasan dengan kecamatan Kubutambahan. Ada juga dosen Undiksha Singaraja dan dinas terkait," ujar Iptu Astawa.
Menurut Iptu Astawa, paus sperma ini ditemukan sudah dalam kondisi mati. Ada dosen dan mahasiswa dari Undiksha Singaraja yang melakukan pemeriksaan terhadap paus ini sebelum akhirnya dibawa ke tengah laut.
"Keterangan dosen dari Undiksha, paus itu diperkirakan lebih dari seminggu matinya. Panjangnya sekitar 15 meter," ucapnya.
Menurut Iptu Astawa, paus itu akhirnya dibawa ke tengah laut setelah dirembukkan bersama pihak-pihak terkait. Paus ditarik dengan perahu nelayan ke tengah laut agar menjadi makanan ikan.
![]() |
"Awalnya ada tiga opsi. Ada yang mau dibakar, dikubur, atau dibawa lagi ke laut. Kalau dikubur, harus dalam dan perlu ekskavator. Karena itu paus sudah busuk dan bau, dan peralatan terbatas, akhirnya ditarik pakai perahu nelayan ke tengah laut," ujarnya.
Pihak BPBD Buleleng juga menginformasikan hal serupa. Paus yang punya nama lain Paus Kepala Kotak (Physeter macrocephalus) ini sudah ditarik lagi ke laut menggunakan perahu nelayan. Alat berat sulit menjangkau lokasi.
"Karena alat berat sulit menjangkau lokasi, bangkai ikan paus oleh nelayan didorong ke tengah laut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat dikonfirmasi. (hri/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini