Dia mengatakan fenomena yang terjadi di medsos saat ini tentu akan berdampak terhadap kerukunan hidup berbangsa. Sehingga, sambung dia, bisa mengancam keutuhan NKRI bila terus dibiarkan berlarut-larut.
"Ada praktik media sosial yang butuh diliterasi bersama. Kita perlu mengedukasi diri sendiri dan di sekitar kita supaya meng-upload memproduksi apa pun di medsos yang bisa menghadirkan kemanfaatan. Kalau jadi ajang fitnah, maka akan terjadi polarisasi di tengah masyarakat," kata pria yang akrab disapa TGB itu di ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (16/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuliah umum TGB di ITB bertemakan 'Menerapkan Nilai Ketuhanan dan Nasionalisme dalam menjalankan Kepemimpinan yang Berintegritas dan Profesional'. Dalam kuliah umum itu, dia juga meminta untuk tidak mempertentangkan agama dengan nasional.
"Kita harus berhenti mempertentangkan hal baik. Agama hal yang mulia, nasionalisme juga sama pentingnya di dalam membangun bangsa yang kuat," kata pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini dalam pemaparannya.
![]() |
TGB menuturkan dalam kehidupan berbangsa, agama dan nasionalisme merupakan dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Kedua hal itu seharusnya berjalan beriringan.
"Tidak bisa kita hanya taat beragama tetapi tidak punya jiwa nasionalisme, begitu juga sebaliknya. Kedua hal ini harus berjalan beriringan," ujar TGB.
Menurutnya salah satu contoh pertentangan tersebut saat ini terjadi di media sosial. Sebagian masyarakat menggunakan medsos untuk saling menghujat berkaitan dengan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
(rvk/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini