Dua Ogoh-Ogoh Dikirab di Magelang Jelang Hari Raya Nyepi

Dua Ogoh-Ogoh Dikirab di Magelang Jelang Hari Raya Nyepi

Pertiwi - detikNews
Jumat, 16 Mar 2018 18:49 WIB
Foto: Pertiwi/detikcom
Magelang - Umat Hindu dari Kabupaten dan Kota Magelang yang tergabung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) melaksanakan tradisi pawai ogoh-ogoh, Jumat (16/3/2018) sore. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian persiapan menjelang Hari Raya Nyepi Saka 1940/2018 yang jatuh pada Sabtu (17/3/2018) besok.

"Ada dua ogoh-ogoh yang dikirab pada sore hari ini. Yaitu Ruk Muka dan Rukma Kala. Keduanya melambangkan roh jahat yang mengganggu umat manusia," jelas Ketua PHDI Kabupaten Magelang, I Gede Suarti, di sela pawai ogoh-ogoh.

Pawai ogoh-ogoh berlangsung di sepanjang jalan Sarwo Edie Wibowo, mulai dari halaman Armada Town Square Mertoyudan hingga Pura Wirabuwana di dalam kompleks Akademi Militer (Akmil) Magelang.
nyepi

I Gede Suarti menambahkan, pawai ogoh-ogoh tersebut memiliki tujuan untuk mengusir roh jahat yang ada di dalam maupun diluar tubuh manusia. Sehingga, roh jahat tidak mengganggu pelaksanaan catur brata penyucian pada puncak Hari Raya Nyepi, besok.
Dua Ogoh-Ogoh Dikirab di Magelang Jelang Hari Raya Nyepi Foto: Pertiwi/detikcom

"Sebelum pawai ogoh-ogoh ini, kami juga telah lebih dulu melakukan pembersihan jasmani dan rohani, termasuk peralatan yang ada di lingkungan Pura Wirabuwana. Dilanjutkan tadi tawur kesanga atau memberikan niat kepada butha kala, baru kemudian pawai ogoh-ogoh," urai Suarti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun judul dari pawai ogoh-ogoh tahun ini yaitu Bima Mencari Tirta Amerta. Judul ini menceritakan kisah tentang Bima yang disuruh oleh Resi Drona untuk mencari tirta amerta dengan tujuan kesejahteraan manusia. Bima kemudian melakukan pencarian ke tengah hutan namun tidak menemukan tirta tersebut, dan justru bertemu dua raksasa.

"Dua raksasa itu Ruk Muka dan Rukma Kala. Bima akhirnya berkelahi dengan dua raksasa tersebut dan kalah, kemudian kembali ke Resi Drona. Bima disuruh kembali mencari tirta ke Laut Selatan, namun tak juga menemukan. Akhirnya Bima dibantu Dewa Ruci, dan diberikanlah tirta amerta," ungkap Suarti.

Makna atau kesimpulan dari cerita tersebut, menurutnya, adalah siapa pun yang berbuat ragu-ragu, tidak akan mendapatkan hasil yang sesuai harapan.
Usai pelaksanaan pawai ogoh-ogoh, umat Hindu Magelang akan melaksanakan sembahyang memohon keselamatan di Pura Wirabuana pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.

"Setelah itu, besok kami melaksanakan catur brata penyucian," terang I Gede Suarti. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads