"Ada dua ogoh-ogoh yang dikirab pada sore hari ini. Yaitu Ruk Muka dan Rukma Kala. Keduanya melambangkan roh jahat yang mengganggu umat manusia," jelas Ketua PHDI Kabupaten Magelang, I Gede Suarti, di sela pawai ogoh-ogoh.
Pawai ogoh-ogoh berlangsung di sepanjang jalan Sarwo Edie Wibowo, mulai dari halaman Armada Town Square Mertoyudan hingga Pura Wirabuwana di dalam kompleks Akademi Militer (Akmil) Magelang.
nyepi
I Gede Suarti menambahkan, pawai ogoh-ogoh tersebut memiliki tujuan untuk mengusir roh jahat yang ada di dalam maupun diluar tubuh manusia. Sehingga, roh jahat tidak mengganggu pelaksanaan catur brata penyucian pada puncak Hari Raya Nyepi, besok.
![]() |
"Sebelum pawai ogoh-ogoh ini, kami juga telah lebih dulu melakukan pembersihan jasmani dan rohani, termasuk peralatan yang ada di lingkungan Pura Wirabuwana. Dilanjutkan tadi tawur kesanga atau memberikan niat kepada butha kala, baru kemudian pawai ogoh-ogoh," urai Suarti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua raksasa itu Ruk Muka dan Rukma Kala. Bima akhirnya berkelahi dengan dua raksasa tersebut dan kalah, kemudian kembali ke Resi Drona. Bima disuruh kembali mencari tirta ke Laut Selatan, namun tak juga menemukan. Akhirnya Bima dibantu Dewa Ruci, dan diberikanlah tirta amerta," ungkap Suarti.
Makna atau kesimpulan dari cerita tersebut, menurutnya, adalah siapa pun yang berbuat ragu-ragu, tidak akan mendapatkan hasil yang sesuai harapan.
Usai pelaksanaan pawai ogoh-ogoh, umat Hindu Magelang akan melaksanakan sembahyang memohon keselamatan di Pura Wirabuana pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.
"Setelah itu, besok kami melaksanakan catur brata penyucian," terang I Gede Suarti. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini