"Sejak tengah malam, 18 warga sipil, termasuk lima anak-anak, tewas akibat serangan artileri Turki di kota Afrin," demikian disampaikan kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (16/3/2018).
"Ada pertempuran di tepi utara kota tersebut," imbuh organisasi yang berbasis di Inggris tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 20 Januari lalu, pasukan militer Turki mulai melancarkan serangan udara dan darat di wilayah Afrin, yang dikuasai oleh para milisi Kurdi, People's Protection Units (YPG) yang didukung Amerika Serikat.
Pemerintah Turki berulang kali membantah menargetkan infrastrutur sipil dalam serangan-serangan tersebut. Namun menurut Observatory, setidaknya 245 warga sipil, termasuk 41 anak-anak, telah tewas dalam waktu kurang dari dua bulan.
Pemerintah Turki menganggap YPG sebagai kepanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Selama tiga dekade terakhir, kelompok itu memberontak pada pemerintah Ankara dan dianggap kelompok teroris oleh Amerika serikat, Uni Eropa dan Turki. Pemerintah Turki telah menolak permintaan negara-negara Barat untuk menghentikan serangan di Afrin.
(ita/ita)