Pengamat: Fasilitas Negara Bukan untuk Pencapresan Jokowi

Pengamat: Fasilitas Negara Bukan untuk Pencapresan Jokowi

Mochamad Zhacky - detikNews
Rabu, 14 Mar 2018 08:36 WIB
Foto: JOKOWI CAPRES PDIP 2019 (Ilustrator: Kiagoos Auliansyah/detikcom)
Jakarta - Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengimbau 'pihak Istana' tak menggunakan fasilitas negara untuk pencapresan Presiden Jokowi. Hendri mengatakan yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana melunasi janji-janji politik Jokowi.

"Orang-orang lingkaran Pak Jokowi, jangan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan elektabilitas Jokowi sendiri. Harus tahu batasan-batasan yang mana yang boleh menggunakan fasilitas negara, mana yang tidak boleh. Kedua, Pak Jokowi saya sarankan lebih fokus janji-janji politik yang nawacita itu," kata Hendri saat dihubungi detikcom, Selasa (13/3/2018).


Hendri pun mengingatkan Jokowi supaya memantau orang-orang 'di lingkarannya'. Kalau urusan cawapres, Hendri menilai Jokowi bisa memilih sendiri mana yang baik untuk dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya Pak Jokowi perlu pantau Pratikno (Mensesneg) dan Luhut (Menko Kemaritiman). Karena sebetulnya dia (Jokowi) punya kemampuan untuk menseleksi cawapresnya sendiri, nggak perlu bantuan orang lain juga," teranf Hendri.


Luhut sebelumnya menyebut nama Pratikno sebagai pihak yang mengurus pemilihan cawapres Jokowi. Dia mengaku tak tahu menahu soal urusan itu.

"Itu urusan Pak Mensesneg (Pratikno). Saya kan ndak urusi begitu-begitu," ujar Luhut di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin.


Namun, Pratikno membantah pernyataan Luhut. Tapi di satu sisi, Pratikno tak memungkiri bahwa dia ikut menelaah soal kriteria cawapres.

"Ini bukan tim segala macam segitu. Telaah gitu saja. Ini bukan tim segala macam segitu. Itu malah teman-teman di luar itu yang banyak saya dengar-dengar. Katanya ada studi segala macam. Saya dengar itu," tutur Pratikno. (zak/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads