"Karena biasanya juga begitu, kandidat yang tertinggal dari sisi elektabilitas akan memanfaatkan panggung debat publik secara optimal karena ini dilihat oleh publik dan dia bisa menunjukan keunggulan juga kelemahan lawan. Sayang ini tidak dimanfaatkan dengan baik," tutur dia dihubungi melalui telepon, Selasa (13/3/2018).
Menurutnya apa yang disampaikan kedua paslon tersebut masih umum. Program-program yang disampaikan belum terperinci dengan memberikan contoh kongkret yang bisa bedampak terhadap masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Parahyangan Asep Warlan menilai dibandingkan dengan TB Hasanuddin-Anton Charliyan, penampilan Sudrajat-Syaikhu tampil lebih baik.
Menurutnya, meski tampil hati-hati tapi keduanya berhasil memberi gambaran mengenai konsep dan arah pembangunan yang akan diterapkan di Jawa Barat.
"Untuk nomor 3 itu terlalu kalem, normatif. Itu tidak menarik untuk sebuah perdebatan. Harusnya berani keluar dari zona nyaman," ucap Asep.
Bahkan kata Asep, pasangan Sudrajat-Syaikhu seperti berada dalam posisi serba salah. Contohnya saja saat mengkritik pemerintahan saat ini, berarti juga menyerang Ahmad Heryawan dan PKS yang menjadi partai pengusung keduanya.
Begitu juga apabila terlalu mengekspose keberhasilan dari pemerintahan sekarang, bisa-bisa menguntungkan Deddy Mizwar yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.
"Jadi dia ingin kritis tapi ada Aher di dalamnya tidak pas, kurang elok. Kalau terlalu memuji juga nanti malah menguntungkan Pak Deddy Mizwar jadinya. Nah mungkin beban itu sehingga dia normatif cari aman," kata Asep.
Sementara untuk TB Hasanuddin-Anton, Asep menilai keduanya kurang berhasil memanfaatkan posisinya yang saat ini berada di luar pemerintahan. Seharusnya mereka berani mengeksplorasi permasalahan yang ada dan memberi solusinya kedepan.
"Hasanudin dan Anton mestinya dia perbaiki keadaan, lemahnya (Jabar) di sini. Saya akan perbaiki di sini itu penting menurut saya," ucapnya.
Seharusnya, kata Asep, TB Hasanuddin-Anton tampil kritis dalam debat bukan menawarkan janji atau program yang belum teruji oleh publik. "Tampilkan daya kritisnya itu akan menjadi posisi dia yang memperlihatkan sebagai agen perubahan atau sebagai gubernur yang akan mengubah itu yang menarik," tandasnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini