"Begitu juga terjadinya perubahan sistem kepengurusan dalam GNPF yang semula menganut sistem kepemimpinan sentralistik yang kemudian berdasarkan hasil dari musyawarah antara para pendiri maupun pengurus GNPF menjadi kepemimpinan kolektif kolegial. Ini juga bukan merupakan indikasi perpecahan, perselisihan yang terjadi di dalam GNPF. Tapi itu suatu yang sangat wajar terjadi dalam sebuah organisasi," kata Rizieq melalui rekaman yang didengarkan di konferensi pers GNPF-Ulama, Jalan Tebet Barat Dalam, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2018).
Rizieq menyebut perubahan pimpinan tersebut telah melalui pertimbangan yang matang. Menurutnya, banyak aspek juga yang menjadi dasar perombakan kepengurusan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula soal perubahan nama GNPF MUI menjadi GNPF-Ulama, Rizieq memandang hal yang sama. Dia menegaskan tak ada sama sekali perselisihan di internal organisasi.
"Perlu saya garisbawahi pada kesempatan ini bahwa adanya perubahan nama dari GNPF MUI menjadi GNPF Ulama sama sekali bukan merupakan indikasi adanya perbedaan apalagi perpecahan di dalam tubuh GNPF. Berubahnya GNPF MUI menjadi GNPF Ulama ini merupakan hasil musyawarah para pendiri maupun pengurus GNPF dengan mempertimbangkan berbagai masukan saran, usul serta juga dengan menimbang berbagai macam aspek," paparnya.
Baca juga: GNPF-Ulama Rombak Kepengurusan |
GNPF-Ulama sebelumnya mengganti kepengurusan dengan menunjuk ketua umum dan sekjen yang baru. Yusuf Muhammad Martak dipilih sebagai ketua umum sedangkan Muhammad Al Khaththath mengisi posisi sekjen.
Pergantian kepengurusan ini dilakukan atas dasar kesepakatan musyawarah anggota. Posisi ketum sebelumnya dijabat Ustaz Bachtiar Nasir. (knv/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini