Sebanyak 15.895 orang dari 12 prefektur tewas akibat gempa dan tsunami yang terjadi pukul 14.46 waktu setempat itu. Sebanyak 2.539 orang lainnya dilaporkan hilang.
Tsunami juga menyebabkan reaktor nuklir Fukushima Daiichi mengalami kebocoran. Hingga 13 Februari 2018, tercatat sebanyak 73.349 orang masih belum kembali ke tempat tinggalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak lebih dari 46.000 korban selamat telah pindah ke rumah publik tersebut. Di mana 41 persen di antaranya merupakan warga lansia.
Dikutip dari media nasional Jepang NHK, Senin (12/3/2018), tiga prefektur yang kehilangan warga paling banyak adalah Prefektur Iwate, Miyagi, dan Fukushima.
Hasil penghitungan terbaru menunjukkan populasi dari 35 kota di tiga prefektur tersebut menurun sebanyak 10 persen akibat bencana. Otoritas 9 kota dari 35 kota tersebut menyebut hanya sekitar 15 persen dari warganya yang telah mendaftar ke rumah publik.
Area bekas bencana hingga kini masih memiliki level radiasi yang tinggi. Warga tak bisa dengan bebas kembali ke rumah mereka.
Japan Times melaporkan, sejumlah warga mengunjungi pantai di Tairausuisho, Fukushima dalam rangka menghormati dan berdoa untuk para korban. Sejumlah orang lainnya mengunjungi pemakaman yang ada di Otsuchi, Prefektur Iwate.
Salah satunya warga setempat bernama Tomari Osaka (68) yang mengunjungi makam suaminya dan meletakkan beer kesukaan sang suami di atas makamnya.
Osaka mengatakan kerap terpikir akan suaminya dan khawatir akan kelanjutan bisnis toko permen mereka. "Saya berkata kepada suami saya 'jangan khawatir' sebagaimana kamu melihat saya dan saya akan bekerja sama dengan orang-orang di sekitar saya," tutur Osaka.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini