"Iya, sampai hari ini masih dalam proses penyelidikan di lapangan. Tim masih bekerja dan memeriksa saksi-saksi guna mengungkap siapa pelaku sebenarnya," kata Kapolda Sumsel, Irjen Zulkarnain Adinegara saat ditemui di Mapolda Jalan Jenderal Sudirman, Senin (12/3/2018).
Mantan Kapolda Riau ini memastikan tidak ada unsur SARA dalam insiden yang terjadi pada Kamis (9/3) sekitar Pukul 01.00 WIB dini hari itu. Dirinya menilai insiden adalah murni tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pelaku. Para pelaku ini diketahui kesal dengan salah seorang kepala desa yang ada di daerah tersebut. Sehingga disinyalir adanya 'pelaku bayaran' untuk merusak gereja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat mohon untuk percayakan kasus ini pada kami dan kami pastikan akan ungkap siapa pelakunya. Termasuk kamiakan dalami dugaan apakah ini ada suruhan dari orang tertentu," tutupnya.
Insiden perusakan Gereja Khatolik Santo Zakaria di desa Mekarsari, Rantau Alai, Ogan Ilir terjadi saat saat hujan lebat. Perusakan gereja dilakukan dengan cara merusak pintu, jendela dan memecahkan kaca.
Tidak hanya itu, beberapa kursi yang ada di dalam gereja turut dirusak dan pelaku berencana untuk membakar. Beruntung api yang saat itu sudah mulai menyala berhasil dipadamkan oleh warga. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini