Debat Perdana Pilgub Jabar Harus Jadi Ajang Unjuk Perbedaan

Debat Perdana Pilgub Jabar Harus Jadi Ajang Unjuk Perbedaan

Mukhlis Dinillah - detikNews
Senin, 12 Mar 2018 12:03 WIB
Foto: Mochamad Solehudin
Bandung - Pengamat politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi menilai debat publik perdana menjadi momentum penting untuk empat paslon Pilgub Jabar. Para calon bisa menampilkan perbedaan dan keunggulan masing-masing yang jadi daya tarik publik.

Menurutnya satu bulan masa kampanye yang sudah dilakukan paslon belum memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk menentukan pilihannya pada 27 Juni nanti. Pola kampanye yang nyaris seragam, membuat masyarakat sulit mencari perbedaan antar paslon.

"Menurut saya itu momentum untuk memecah gunung es ya. Memutus spiral keheningan kampanye. Karena selain memberikan kesempatan kepada warga melihat langsung bagaimana mereka berkomunikasi, juga terpenting diferensiasi (perbedaan)," kata Karim saat dihubungi detikcom, Senin (12/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan diferensiasi ini bisa terlihat bila paslon berani mengambil langkah oposisi verbal saat debat publik. Artinya, sambung dia, para paslon harus memiliki pandangan atau argumen berbeda dengan rivalnya dalam berbagai persoalan yang ada di Jabar.

"Masyarakat bisa membedakan secara langsung antara satu (paslon) dan lainnya. Tetapi dengan syarat para kandidat berani melakukan oposisi verbal. Artinya menyatakan sikap berbeda bila mereka punya pendirian berbeda," ungkap dia.

Ia menuturkan untuk memperlihatkan perbedaan ini, tentu para paslon harus memiliki tiga modal penting. Antara lain keberanian untuk beradu argumen dengan paslon lain, kemudian memiliki kompetensi dalam menyampaikan dan mempertahankan argumen yang disampaikan.

"Jangan lupa juga, amunisi debat itu fakta. Jadi kalau jago argumen dan berani ngomong tapi enggak punya fakta, jadi mereka seperti pasukan perang berpeluru hampa," imbuh dia.

Diakuinya debat publik ini akan sia-sia bila para paslon memilih jalan aman. Artinya, sambung dia, para paslon tidak berani beradu argumen atau memberikan pandangan yang berbeda mengenai isu-isu strategis dalam debat publik.

"Tetapi debat akan gagal apabila mereka memilih jalan aman dalam pengertian daripada diserang lebih baik tidak menyerang duluan. Bila ini terjadi maka monolog saja meski ada empat pasang calon. Masing-masing akan bicara sendiri tidak bersinggungan dengan yang lain," kata Karim. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads