Adalah Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar yang bernyanyi dan memandu para peserta. Mereka mengajak para peserta berdiri dan bersama-sama bernyanyi dengan mereka.
Setelah peserta berdiri, Budi melantunkan puisi berjudul 'Aku Masih Sangat Hafal Nyanyian Itu' karya KH A Mustofa Bisri (Gus Mus). Di sela pelantunan puisi, Tito, Sri Mulyani dan Umar memandu peserta menyanyikan lagu 'Indonesia Pusaka'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aku masih sangat hafal nyanyian itu.
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita bersama, sejak kita di sekolah rakyat.
Kita berebut lebih dulu menyanyikan ketika anak-anak disuruh menyanyi di depan kelas satu persatu.
Aku masih ingat betapa kita gembira, saat guru kita mengajak menyanyikan lagu itu bersama-sama.
Sudah lama sekali, pergaulan sudah tidak seakrab dulu lagi, masing-masing sudah terseret kepentingan sendiri atau tersihir pesona dunia.
Dan kau kini entah di mana Tapi masih sangat hafal nyanyian itu sayang.
Hari ini, ingin sekali aku menyanyikannya kembali bersamamu.
Indonesia tanah air beta
pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
tetap di puja-puja bangsa
di sana tempat lahir beta
dibuai dibesarkan bunda
tempat berlindung di hari tua
sampai akhir menutup mata.
Aku merindukan rasa haru dan iba di tengah kobaran kebencian dan dendam serta maraknya rasa tega
Hingga kini ada saja yang mengubah lirik lagu kesayangan kita itu dan menyanyikannya dengan nada sendu.
Indonesia air mata kita
bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
slalu dihina-hina bangsa
di sana banyak orang lupa
dibuai kepentingan dunia
tempat bertarung berebut kuasa
sampai entah kapan akhirnya.
Sayang di manakah kini kau
Mungkinkah kita menyanyi lagu kesayangan kita itu dengan akrab seperti dulu. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini