"Kalau mau dengan digalakan dengan program sterilisasi untuk mencegah meledaknya populasi kucing di Jakarta. Itu yang harus digalakan, jangan ambil buang, ambil buang gitu kan. Akan menambah masalah baru," kata Benvika saat dihubungi detikcom, Rabu (7/3/2018) malam.
Banvika beranggapan wilayah kucing liar yang ditangkap akan dimasuki oleh kucing lainnya. "Karena memang kan kucing kan sifatnya teritori. Kucing baru nggak bisa masuk kalau ada kucing di wilayah itu. Kalau nggak dikembalikan, akan masuk kucing lain di wilayah itu," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Benvika mengaku setuju bila populasi kucing berlebih akan membawa dampak yang buruk. Namun dia menegakan tidak sepakat dengan cara petugas menangani kucing liar.
"Kalau menggangu juga tidak, tapi kalau terlalu banyak juga menggangu. Populasi kan harus disterilisasi supaya angkanya tidak besar dan berkembang," jelasnya.
Baca Juga: Bikin Warga Resah, Puluhan Kucing Liar Ditangkap di Jakpus
Sebelumnya, petugas dari suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Pusat rutin melakukan penangkapan kucing liar di lingkungan warga. Penangkapan kucing liar tersebut berdasarkan laporan warga yang terganggu dengan keberadaan kucing tersebut.
"Banyak sekali pengaduan warga minta ditangkapi, kan mengganggu lingkungan, kotorannya. Kemudian kalau mau kawin, naik genteng berisik. Kucing itu yang selalu nggak ada pemiliknya," kata Kepala Sudin KPKP Bayu Sari Hastuti kepada detikcom.
Bayu mengatakan, petugas tidak menentukan jadwal rutin untuk melakukan penangkapan kucing liar. Petugas bertindak bila mendapat aduan dari warga.
"Kita biasanaya kalau ada aduan warga. Biasanya selalu TL (tindak lanjut),TL aduan warga. Ada yang ke Pak Gubernur, ada yang ke dinas. Kita tangkap, kalau nggak sama Satpol PP ya sama PPSU nangkep-nangkepin," jelas Bayu.
Baca Juga: Penangkapan Kucing-kucing Liar yang Bikin Resah di Jakarta Pusat (fdu/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini