Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) kembali meresmikan sistem pembayaran parkir meter dengan kartu elekronik (electronic payment). Sebelumnya, sistem pembayaran parkir ini telah diterapkan di kawasan Balai Kota Surabaya. Kemudian kini parkir meter tersebut juga telah terpasang di kawasan Taman Bungkul Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan Pemkot Surabaya mencoba untuk memberikan layanan yang terbaik dengan memperluas zona layanan parkir secara elektronik. Langkah perluasan tersebut bertujuan untuk menekan kebocoran pendapatan sekaligus menata sistem perparkiran.
"Dengan penggunaan uang elektronik ini maka pelaksanaan untuk akuntabilitas Pemkot Surabaya akan semakin baik," kata Risma dalam siaran persnya, Rabu (7/3/2018).
"Selama ini potensi (parkir) di kawasan Taman Bungkul ini besar sekali, tapi selama ini hilang karena belum dikelola secara elektronik dan akibatnya banyak sekali kebocoran-kebocoran," terangnya.
Dengan penggunaan sistem pembayaran secara elektronik, lanjut Risma, diharapkan ke depan sudah tidak ada lagi kebocoran-kebocoran sehingga pertanggungjawaban pemerintah kota akan semakin baik. Terlebih, potensi pendapatan parkir yang tinggi membuat pemkot terus berupaya dalam memberikan layanan sistem parkir yang terbaik.
"Dengan Bapak Ibu sekalian tertib, maka Insya Allah pelaksanaan untuk pertanggungjawaban pemerintah kota itu semakin baik," tegasnya.
Risma mengungkapkan penduduk Kota Surabaya yang telah mencapai lebih dari 3,2 juta membuat jalanan kota semakin padat dan ini akan berimbas pada kemacetan. Guna mengatasi hal itu, Pemkot Surabaya akan mengoptimalisasi beberapa ruas jalan.
Pemkot tidak mungkin melebarkan jalan secara terus-menerus. Namun, Pemkot akan mengoptimalisasi fungsi jalan seperti perluasan layanan park and ride dan penggunaan alat transportasi masal.
"Ini sangat penting untuk Kota Surabaya, tidak bisa dibiarkan begitu saja tidak ada pengaturan, kalau tidak ada pengaturan maka kota ini akan macet," tutur Wali Kota kelahiran Kediri tersebut.
![]() |
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah sangat mengapresiasi atas komitmen Pemerintah Kota Surabaya dalam mengembangkan layanan publik. Menurutnya, prestasi Kota Surabaya dalam pengembangan konsep smart city telah diakui oleh berbagai kalangan dengan banyaknya penghargaan yang telah diterima.
"Kami sangat mengapresiasi Dinas Perhubungan yang telah berinovasi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui penggunaan alat parkir meter," ujarnya
Dalam uji coba sebelumnya, pihaknya mengaku telah mengevaluasi pembayaran parkir meter.
"Seperti masalah isi ulang, ketersediaan kartu, itu sudah menjadi komitmen kami bersama, sudah kami penuhi semuanya dari seluruh jajaran perbankan se-Jawa Timur," imbuhnya.
Difi mengungkapkan jumlah pendapatan dari parkir di Balai Kota Surabaya telah meningkat secara signifikan menjadi 300 persen, setelah msayarakat mulai menggunakan alat parkir meter di tahun 2017. "Semoga program ini bisa bermanfaat dan bisa diaplikasikan di daerah-daerah lainnya," pungkasnya.
Penggunaan uang elektronik pada alat parkir meter ini memang terintegrasi dengan sejumlah uang elektronik sehingga pembayaran dapat dilakukan dengan multi kartu perbankan, di antaranya Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI 46), Bank Mandiri, Bank BCA, serta kartu cobranding Bank Jatim (BPD Jatim). Saat ini telah terpasang 10 alat berada di kawasan Balai Kota Surabaya dan 10 alat di kawasan Taman Bungkul Surabaya.