"Di Stasiun Klimatologi Yogya sore ini tercatat curah hujan mencapai 82 mm. Ini sudah kategori lebat karena mencapai di atas 50 mm," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiyono, saat dihubungi detikcom melalui telepon, Rabu (7/3/2018).
Dijelaskannya, hal itu dipicu kondisi atmosfer saat ini diindikasikan mengalami peningkatan dengan ditandai dan terdeteksi adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia. Di sisi lain posisi matahari dalam gerak semu tahunannya di sekitar equator berdampak pada meningkatnya intensitas radiasi ke bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yakni Kabupaten Kecamatan Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh dan Kalibawang (Kabupaten Kulon Progo), Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, Prambanan (Kabupaten Sleman), Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Piyungan, Jetis, Imogiri, Dlingo (Kabupaten Bantul), Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Patuk, Paliyan, Wonosari, karangmojo, Semin, Ponjong (Kabupaten Gunungkidul), dan seluruh wilayah Kota Yogya.
"Berpotensi meluas dan merata ke seluruh wilayah DIY," imbuhnya.
Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem ini, lanjutnya, BMKG mengeluarkan beberapa imbauan pada masyarakat, yaitu mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor, waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh, dan agar tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini