Emil mengatakan kunjungannya ke Keraton Kanoman untuk memahami tentang keraton. Menurut Emil, sejarah dan tradisi harus tetap dilestarikan.
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah, seperti pesan yang disampaikan Bung Karno. Adat istiadat inilah yang membedakan kita dengan yang lainnya. Sebelum NKRI ada, kesultanan dan kekeratonan seluruh nusantara itu memperjuangkan NKRI," kata Emil saat berkunjung di Keraton Kanoman Cirebon, Kota Cirebon, Rabu (7/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang memiliki sejarah panjang di Jawa Barat itu, salah satunya Cirebon. Perhatian secara anggaran jelas, tapi harus ada upaya kemandrian untuk menguatkan ekonomi di keraton. Semisal, ada hotel wisata di sini," kata cagub yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum itu.
Lebih lanjut, Emil mengatakan Jawa Barat memiliki 600 situs ziarah. Beberapa di antaranya berada di Cirebon. "Saya berkomitmen untuk memimpin Jawa Barat menguatkan wisata sejarah," katanya.
Ngaku Berdarah Cirebon-Banten
Di hadapan Sultan Kanoman Pangeran Raja Muhamad Emirudin, Emil mengaku memiliki trah dari Sunan Gunungjati. Istri Sunan Gunungjati yang berasal dari Banten, Nyi Mas Kawunganten.
"Saya juga ada darah Cirebon. Dari istri Sunan Gunungjati yang berasal dari Banten," kata Emil di hadapan Muhamad Emirudin.
Emil mengatakan garis keturunan yang mengarah pada Nyi Mas Kawunganten itu berasal dari orang tua ayahnya, yakni KH Muhidin ulama NU yang memiliki delapan pesantren.
"Ditarik lagi, nyambung ke buyut saya yakni Syekh Fattah Rahmatullah penyebar Islam di Garut. Syekh Fattah Rahmatullah itu turunan dari Maulana Hasanuddin," katanya.
Lebih jauh, Emil mengatakan Maulana Hasanuddin merupakan buah pernikahan antara Sunan Gunungjati dengan Nyi Mas Kawunganten. "Setelah ditelusuri, saya memiliki darah yang datangnya dari Banten dan Cirebon," ucapnya. (avi/avi)