Luapan sungai Ogan telah merendam dua kabupaten, yakni Ogan Komering Ulu (OKU) dan Muaraenim. Untuk di wilayah OKU sendiri, ketinggian air bahkan sudah mencapai pinggang orang dewasa.
Meskipun begitu, Badan Penanggulngan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat belum ada korban jiwa akibat luapan sungai Ogan. Hanya saja, warga yang rumahnya terendam sudah mulai mencari tempat pengungsian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilanjutkan Iriansyah, kawasan yang terkena dapak luapan sungai mayoritas berada di tepian sungai Ogan. Adapun daerah tersebut, yakni di Lubuk Batang, Kemalaraja, Peninjauan, Lubuk Batang Lama dan Tanjung Dalam.
Untuk menghindari adanya korban jiwa, tim BPBD di OKU pun telah menurunkan bantuan relawan dan tim evakuasi untuk membantu warga. Mereka siap siaga 24 jam di lokasi padat penduduk yang banyak terendam banjir.
"Sejak kemarin sudah ada tim evakuasi dari BPBD di OKU, mereka membantu warga yang rumahnya terendam banjir. Jika sesuai prediksi dari BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi ini akan terjadi hingga akhir Maret dan tentu warga ditepian sungai harus waspada," sambungnya.
Selain merendam ratusan rumah, luapan sungai juga menyebabkan dua jembatan gantung di Desa Banuayu dan Tanjung Dalam hanyut terbawa arus. Akibatnya aktifitas di kedua desa tersebut lumpuh total.
Salah seorang warga, Syakirin Edo Lugan mengatakan, hingg malam tadi hujan deras masih mengguyur wilayah OKU dan sekitarnya. Akibatnya debit luapan sungai Ogan semakin tinggi.
"Sekarang di wilayah OKU masih hujan mulai sore kemarin, debit air sungai Ogan juga masih tinggi. Total itu kurang lebih ada 4 kecamatan yang terendam, kebanyakan di wilayah hulu karena di sana relatif dataran rendah," kata Edo.
"Untuk sekarang di daerah Lubuk Batang Lama, warga harus pakai perahu untuk alat transportasi ke luar desa. Sedangkan untuk Kota Baturaja masih aman, tapi air PDAM sudah 3 hari tidak hidup," tutupnya. (asp/asp)











































