Rasyad Alami Gizi Buruk, Belum Bisa Jalan di Usia 2 Tahun

Rasyad Alami Gizi Buruk, Belum Bisa Jalan di Usia 2 Tahun

M Bakrie - detikNews
Selasa, 06 Mar 2018 15:41 WIB
Maros - Sungguh miris, di umurnya yang masih balita, Rasyad (2) mengalami gizi buruk. Rasyad merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Tike (25) dengan Suryani (21).

Rasyad warga Kelurahan Raya, Kecamatan Turikale, Maros, Sulawesi Selatan, seharusnya sudah mampu berjalan dan berbicara. Namun, balita malang ini hanya terbaring lunglai di pangkuan ibunya. Tulang belakangnya pun terlihat bengkok kala didudukkan. Rasyad pun menangis seperti kesakitan.

Padahal, Rasyad dilahirkan secara normal oleh bantuan bidan dengan berat badan 2,1 kg. Saat umur tiga bulan, kulit Rasyad tiba-tiba seperti melepuh dan terkelupas hingga akhirnya dibawa berobat ke Puskesmas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu umur tiga bulan itu, kulit anak saya terkelupas. Awalnya ibu saya diobati pakai daun-daun dan berhenti tapi tidak lama kembali lagi dan saya bawa ke Puskesmas. Di sana, dokter bilang anak saya itu kurang gizi," ungkap Suryani, Selasa (6/3/2018).

Saat divonis gizi buruk, Suryani diberikan biskuit untuk dikonsumsi anaknya selama tiga bulan. Namun, setelah biskuit itu habis, pemberian biskuit itu tidak lagi ia dapatkan dari Puskesmas Turikale. Kondisi anaknya pun tidak berubah sama sekali.

Suryani mengaku, anaknya itu memang tidak mengkonsumsi ASI sejak lahir karena ASInya tidak keluar. Awalnya, ia memberikan anaknya susu bubuk bayi, tapi kulitnya yang melepuh tidak kunjung sembuh. Ia pun akhirnya memberikan anaknya susu kental manis seharga Rp 10 ribu/kaleng.

"Yah selain karena melepuh itu, memang karena kami juga tidak sanggup membelikannya susu yang mahal. Makanya kita kasi minum susu kental manis saja," ungkapnya.

Suryani maupun suaminya, Tike, bekerja sebagai penjual mainan anak. Dengan sepeda motor, Tike berjualan keliling dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Sementara Suryani, berjualan di Pasar Batangase. Penghasilan mereka berdua hanya cukup untuk makan.

"Modal saya ini sekitar Rp 1 juta. Kalau mau dibilang penghasilan, tidak tetap. Rata-rata itu Rp 25 ribu/hari. Kami tidak bisa menabung karena harus bayar cicilan motor dan kebutuhan sehari-hari," kata Tike.

Sejak menikah 2014 silam, Tike bersama istri dan tiga orang anaknya, masih tinggal di rumah mertuanya. Ia mengaku belum sanggup pisah rumah, karena penghasilannya masih sangat minim. Belum lagi, ketiga anaknya harus dijaga oleh mertuanya saat Suryani pergi menjual.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Lurah Raya Kecamatan Turikale, Ardiansyah malah mengaku belum pernah mendengar ada warganya yang mengalami gizi buruk. Padahal, ia sudah menjabat selama setahun dan rumah penderita itu hanya berjarak kurang dari 1 km dari kantornya.

"Sejak saya menjabat, saya tidak tahu kalau ada begitu. Baru sekarang ini saya dengar. Nanti akan kami koordinasikan dengan pihak terkait mulai dari RT RW dan Puskesmas. Kita akan tangani kalau memang benar adanya," kata Ardiansyah saat ditemui di kantornya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads