Yakin Hanya Soal Beda Tafsir, UII Yogya Tak Larang Mahasiswi Bercadar

Yakin Hanya Soal Beda Tafsir, UII Yogya Tak Larang Mahasiswi Bercadar

Usman Hadi - detikNews
Selasa, 06 Mar 2018 13:46 WIB
Rektor UII Yogyakarta, Nandang Sutrisno. Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Dua kampus di Yogyakarta yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendata mahasiswinya yang bercadar. Namun tampaknya kebijakan serupa tidak akan dilakukan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Rektor UII, Nandang Sutrisno mengatakan, sebenarnya ada perbedaan pendapat di antara ulama terkait batasan aurat bagi wanita. Mayoritas muslim di Indonesia meyakini aurat wanita adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan, tetapi ada kelompok yang memiliki pemahaman berbeda.

"Kewajibannya kan hanya menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan, itu sebenarnya ajarannya. Adapun yang bercadar itu mungkin ada pemahaman yang lain, (menganggap) semua anggota tubuh wanita itu aurat kecuali mata saja," kata Nandang saat dihubungi detikcom, Selasa (6/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (hanya perbedaan penafsiran). Itu kan sangat sedikit saya kira jumlahnya yang punya penafsiran semacam itu (aurat seluruh tubuh kecuali mata)," lanjutnya.


Karena hanya perbedaan penafsiran, kata Nandang, UII memilih tidak melarang mahasiswinya mengenakan cadar. Pihaknya juga merasa belum perlu mengambil kebijakan khusus seperti mendata dan membina mahasiswi bercadar.

Selanjutnya, Nandang tidak sepakat dengan adanya anggapan bahwa mahasiswi bercadar rentan berpaham radikal. Menurutnya, urusan bercadar atau tidak hanyalah untuk perkara beda tafsir dan tidak ada kaitannya dengan radikal atau tidaknya seseorang.

"Bisa saja yang tidak pakai cadar (justru) radikal," ungkapnya.


[Gambas:Video 20detik]



Sementara di UII, sambung Nandang, selama ini juga belum pernah ditemukan masalah antara mahasiswi bercadar dengan yang tidak bercadar. Menurutnya, para alumni UII yang bercadar selama ini juga bisa berbaur dengan masyarakat umum.

"Alumni kedokteran yang di Bantul justru kan itu sangat jauh dari (wajah) radikalisme, justru sangat bermasyarakat sekali. Dalam beberapa wisuda yang lalu ada 1 orang lulusan terbaik di UII yang mendapatkan pin emas, itu juga bercadar," tuturnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads