Bonita penamaan ini untuk menandai adanya dua ekor harimau yang berkeliaran di Kecamatan Pelangiran, Inhil. Satu ekor lagi diberi nama Boni.
Bonita inilah predator yang memangsa Jumiati pada 3 Januari 2018 lalu. Hingga kini, harimau itu belum bisa dievakuasi dari lokasi itu. Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau kini menurunkan tim medis. Fungsinya bila bertemu bonita akan dilakukan penembakan bius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bonita, kini mengalami inhabituasi yaitu prilaku menyimpang dari satwa liar. Perilaku menyimpang ini diperkirakan pasca Bonita menyerang Jumiati hingga tewas. Sebagian daging Jumiati di bagian lututnya disantap.
"Kami memperkirakan inhabituasi atau perilaku menyimpang ini dialami Bonita pasca menyerang Jumiati," kata Kepala Bidang I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (6/3/2018).
Sebelum terjadi penyerangan yang menewaskan pekerja perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantations itu, Bonita masih dianggap berperilaku normal sebagai satwa buas. Namun, setelah harimau ini 'menyantap' korbannya, perilaku aneh mulai muncul.
Prilaku aneh itu, di antaranya Bonita menjadi terbiasa untuk berkeliaran di sekitaran rumah penduduk desa setempat. Harimau ini berkeliaran dari pagi hingga sore.
Beberapa kali, tim malam kepergok Bonita. Kadang harimau ini duduk di tepi jalan poros yang ada di sekitaran desa setempat. Bonita juga tidak menunjukan gelagat rasa takut untuk bertemu manusia. Kesannya, malah Bonita ini seperti ingin beradaptasi pada lingkungan manusia.
"Itulah perilaku aneh yang kita dapati di lapangan. Tentunya dengan inhabituasi itu, Bonita ini lebih berbahaya dari harimau liar yang masih normal perilakunya," kata Hutomo.
Harimau Bonita ini, sudah tidak lagi takut bila bertemu dengan manusia. Padahal dari kebiasaan yang ada, ada dua perilaku yang ditunjukan harimau liar bila berjumpa manusia.
"Normalnya, bila harimau bertemu atau kepergok manusia hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama harimau langsung melakukan penyerangan bila bertemu manusia. Kedua, bila tidak menyerang, harimau akan segera menghindari manusia. Itulah prilaku normal dari harimau selama ini," kata Hutomo.
Kini pihak BBKSDA Riau terus berupaya untuk menemukan bonita yang masih berkeliaran di sekitaran rumah penduduk. Usai mengitari rumah penduduk, harimau ini masuk dalam kawasan hutan. (cha/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini