Maung Siliwangi Bergerak, Akankah Sepanjang Citarum Jernih Lagi?

Maung Siliwangi Bergerak, Akankah Sepanjang Citarum Jernih Lagi?

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 05 Mar 2018 22:38 WIB
Situ Cisanti, hulu Citarum (Dok. Istimewa)
Jakarta - Maung Siliwangi bergerak 'menyerbu' Sungai Citarum. Mereka membersihkan sungai legendaris itu dari segala sampah. Ternyata hasilnya mulai terlihat, satu wilayah Citarum sudah bersih.

Prajurit Kodam Siliwangi III/Siliwangi turun ke kawasan hulu Citarum, yakni Situ Cisanti. Tujuh mata air juga sudah dibersihkan oleh para Maung Siliwangi.

"Perubahan sudah mulai terlihat. Untuk di hulu yang awalnya dipenuhi sampah dan tanaman liar, seperti ganggang, sekarang sudah tidak ada. Kemarin kita angkut sampah sampai 30 truk," ucap Kapendam Kolonel M Desi Ariyanto di Jalan Kiputih, Kota Bandung, Jumat (2/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maung Siliwangi Bergerak, Akankah Sepanjang Citarum Jernih Lagi?Foto: Dok. Kodam III/Siliwangi
Bukan hanya itu, 300 ribu batang tanaman juga dikatakan sudah ditancapkan di sekitar Situ Cisanti. Masih ingat dengan duo bule Prancis Gary Bencheghib dan Sam Bencheghib? Mereka menyorot Citarum yang dijejali aneka sampah, yakni di Bojongsoang. Kata Kolonel Desi, saat ini Citarum di kawasan Bojongsoang itu juga sudah bersih.

Maung Siliwangi Bergerak, Akankah Sepanjang Citarum Jernih Lagi?Gary dan Sam Bencheghib di Citarum (Dok. Make A Change World)
Sebanyak 400 prajurit yang dipimpin Pangdam III/Siliwangi Mayjen Doni Munardo ini menyisir sudut-sudut hulu Citarum, hingga akhirnya air di kawasan itu bisa bersih memantulkan pemandangan langit di atasnya.

"Ngapain jauh-jauh foto di danau Swiss, Indonesia juga punya namanya Situ Cisanti," kata Mayjen Doni.

Omong-omong soal kondisi Citarum, organisasi nirlaba asal New York yang berfokus di isu lingkungan, Blacksmith Institute dan Green Cross dari Swiss, pernah mengeluarkan laporan bertajuk 'The Worlds Worst 2013: The Top Ten Toxic Threats' pada 2013.

Di laporan itu, Citarum masuk 10 kawasan paling tercemar di dunia. Citarum bersanding dengan Chernobyl, kawasan di Ukraina yang tercemar gara-gara reaktor nuklir yang meledak pada 26 April 1986 era Uni Soviet. Citarum berada di urutan nomor tiga, Chernobyl di nomor dua, dan nomor satu adalah Agbogbloshie di Ghana.

Laporan itu menyebut air Citarum mengandung bahan kontaminasi industrial dan kontaminasi rumah tangga dengan level timbal 1.000 kali lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan USEPA (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat) untuk air minum.

Kini pemerintah sudah semakin serius membersihkan Citarum. Memang konsentrasi dilakukan di kawasan hulu dulu. Kata Presiden Jokowi, revitalisasi Citarum sudah dimulai 1 Februari lalu. Citarum harus kembali jernih dalam kurun waktu tujuh tahun lagi.

"Insyaallah bisa diselesaikan selama tujuh tahun," kata Jokowi setelah melakukan penanaman pohon di hulu Sungai Citarum di Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2).


Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar juga bakal serius menyikapi perusahaan-perusahaan yang mencemari Citarum. Katanya, sudah ada empat perusahaan yang diduga mencemari Citarum.

"Memang sudah ada laporan-laporan dari tim lapangan Panglima TNI, kemudian laporannya sudah masuk. Ada tujuh kasus yang masuk, kemudian dilaporkan ke Polda. Polda juga ke Kementerian LHK. Dari tujuh itu sudah ketahuan indikasi pelanggarannya kurang lebih dari empat 4 ya, ada indikasi pelanggaran," kata Siti di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/2).

Namun perusahaan itu tak akan langsung dikenai sanksi bila memang terbukti mencemari Citarum. Soalnya, pencemaran Citarum sudah berlangsung lama. Maka perusahaan-perusahaan itu, bila terbukti mencemari Citarum, akan terlebih dahulu dibina supaya punya instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Sungai Citarum mengalir di Jawa Barat dan DKI Jakarta, terbentang sepanjang 297 km. Mail Online (Daily Mail) pernah memberitakan, Citarum pada 20 tahun lalu adalah sungai yang mengalir, ikan-ikan berenang sampai ke jalur irigasi. Namun kini Citarum berubah menjadi saluran limbah sekitar 500 pabrik. Sampah-sampah juga memenuhi permukaan Citarum sampai air sungai ini tak tampak.

Orang-orang yang semula bekerja mencari ikan di Citarum kini telah berhenti mencari ikan. Mereka beralih profesi menjadi pengumpul sampah, karena pekerjaan mengumpulkan sampah kini jauh lebih menguntungkan gara-gara ikan semakin sulit didapat. Industrialisasi yang dimulai sejak 1980-an turut mempengaruhi Citarum.

Kita nantikan saja, apakah bersihnya kawasan hulu Citarum bakal merembet ke kawasan Citarum lainnya? Atau lebih tepatnya, akankah Citarum benar-benar bisa jernih kembali?

Maung Siliwangi Bergerak, Akankah Sepanjang Citarum Jernih Lagi?Foto: dok. Istimewa
(dnu/rna)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads