Bonita dua bulan terakhir masih berkeliaran di Dusun Danau, Desa Simpang Kanan Kecamatan Pelangiran, Inhil. Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama polisi dan warga terus mencari Bonita. Di tambah lagi tim medis juga diturunkan sejak kemarin dalam rangka untuk menembak bius bila bertemu dengan Bonita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dusun itu rumah umumnya berbentuk panggung kalau hujan air tergenang. Belakangan ini tidak ada hujan jadi di sekitaran rumah warga kering. Di sanalah tapak tapak harimau kita temukan," kata Kepala Bidang I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (5/3/2018).
Tapak kaki harimau yang ada di sekitaran rumah warga itu menunjukan satwa paling buas di puncak predator ini diyakni masih berkeliaran di sana. Kondisi itu memang membuat warga menjadi takut beraktivitas.
"Inilah yang menjadi tugas kita bersama dalam mengupayakan keselamatan warga dan harimau itu sendiri, " kata Hutomo.
Harimau itu setelah memasuki pemukiman warga lantas menghilang ke hutan yang ada di sekitaran itu.
"Rumah yang ada di kampung itu memang langsung berbatasan dengan hutan. Jadi usai melintasi perkampungan itu, Bonita masuk ke dalam kawasan hutan," kata Hutomo.
Sebagaimana diketahui awal tahun 2018 lalu Jumiati karyawan di perkebuban sawit PT Tabung Haji Indo Plantations Jumiati di Kab Inhil ditemukan tewas dimangsa harimau. Jumiati menjadi korban keganasan satwa liar yang masuk ke perkebunan sawit. (cha/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini