Seperti dilansir CNN, Senin (5/3/2018), dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Korut pada Minggu (4/3) waktu setempat, otoritas Korut menuding AS telah bertindak tidak masuk akal dan konyol.
"(AS) Mengambil tindakan tidak masuk akal dengan terus menyatakan terang-terangan bahwa pihaknya tidak akan berdialog hingga ada syarat yang tepat terpenuhi dan mereka akan tetap mengawasi jika kami memiliki niat untuk meninggalkan persenjataan nuklir dan rudal dan sebagainya," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Korut menyebut pernyataan itu menunjukkan AS 'lebih dari konyol'. "(AS) Bersikeras bahwa mereka akan melakukan dialog hanya untuk membuat DPRK meninggalkan senjata nuklir dan mempertahankan 'tekanan maksimum' hingga denuklirisasi yang lengkap tercapai," sebut Korut.
Korut menegaskan bahwa pihaknya telah 'mengklarifikasi posisi kami bahwa dialog dengan AS mungkin dilakukan'. Namun sikap AS itu membuat Korut bertanya-tanya.
"Perilaku AS terlihat setelah kami mengklarifikasi niat kami dalam melanjutkan dialog DPRK-AS, memaksa kami untuk hanya berpikir bahwa AS tidak tertarik dalam melanjutkan dialog DPRK-AS," imbuh pernyataan Korut, merujuk pada nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.
Dalam pernyataannya, otoritas Korut juga menegaskan bahwa pihaknya 'bergantung sepenuhnya pada perilaku AS'. "Apakah situasi yang tidak diinginkan siapapun akan berkembang dalam siklus konfrontasi jahat atau apakah perdamaian yang diinginkan oleh negara kami dan dunia, akan terwujud di Semenanjung Korea," tandasnya.