Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan kolam retensi yang merupakan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu mulai dikerjakan sejak tahun 2013. Keseluruhan luas kolam retensi ini 7,15 hektare.
Ia memastikan solusi penanganan kawasan langganan banjir itu terus berjalan. Menurutnya saat ini progres pembangunan fisik danau retensi tersebut sudah mencapai 51 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk normalisasi Sungai Cisangkuy sepanjang 10,4 kilometer pengerjaan fisiknya sudah 19,2 persen. Tanah yang sudah dibebaskan seluas 7,9 hektare. Sisanya, seluas 44,42 hektar akan menyusul.
"Kami juga targetkan normalisasi sungai ini bisa selesai akhir tahun 2019," ucap Iwa.
Pembangunan kolam retensi atau embung-embung air menjadi pilihan dari pemerintah untuk mengatasi masalah banjir yang kerap menggenangi kampung tersebut setiap musim hujan tiba.
Perhatian Pemprov Jabar tidak hanya soal banjir di Baleendah dan Banjaran, pengerjaan normalisasi Sungai Cimande, Cikeruh dan Sungai Cikijing terus dilakukan. Progres fisik Cimande sepanjang 9 kilometer untuk penanganan banjir di Rancaekek itu sudah mencapai 16 persen.
"Tanah yang sudah dibebaskan 32,68 hektare, tanah yang belum dibebaskan 11 hektare. Waktu pelaksanaan penataan Cimande 2016 hingga 2018," ujar Iwa.
Sementara untuk Cikijing yang dinormalisasi sepanjang 6 kilometer progres pengerjaannya sudah 2,3 persen. Tanah yang sudah dibebaskan seluas 3,37 hektare. Sisanya, seluas 20, 42 hektar akan dilakukan segera.
Sedangkan untuk sungai Cikeruh dinormalisasi sepanjang 11 km proses pengerjaan fisiknya sudah mencapai 42 persen. Tanah yang sudah dibebaskan 3,2 hektare, sedangkan yang belum seluas 11 hektare. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini