"Idealisme pergerakan mahasiswa 1990-an itu visi kebangsaan dalam konteks negara itu dioptimalkan. Namun pasca reformasi semua terbelah, ada yang mendukung rezim penguasa atau klan-klan politik tertentu," kata dia saat berbincang dengan detikcom, Kamis (1/3/2018) malam.
Baca juga: Manuver Keluarga Cendana Pulihkan Citra Pak Harto
Bahkan, tambahnya, ada juga yang membenturkan antara pendukung Sukarno dan Soeharto. Upaya membenturkan dua kubu itu semata untuk kepentingan politik golongan. Dia memandang hal itu sudah tidak sehat. Kepada sejumlah rekan mantan aktivis dia mencetuskan ide yang melawan arus. Maksudnya di saat orang antipati dengan Orde Baru dan Soeharto, dia membangun website soeharto.co.
"Bukan tentang kultus individu tetapi bagaimana kami ingin menunjukkan begini lo dulu Pak Harto membangun," kata Abdul Rahman.
Pada pertengahan 2013, dia dibantu satu orang ahli IT membangun soeharto.co. Modalnya hanya Rp 500 ribu dari kantong pribadinya untuk membeli domain. Konten dia ambil dari sejumlah buku-buku tentang Pak Harto yang ditulis ulang untuk disiarkan di web tersebut.
Untuk memperkaya konten dia meminjam data-data dalam bentuk mikrofilm dari harian Pelita yang disetor oleh Sekretariat Negara. Data-data itu kemudian diolah dan diupload ke soeharto.co.
Dia menegaskan bahwa tak ada campur tangan dari keluarga Cendana, -merujuk pada tempat tinggal keluarga mendiang Presiden Soeharto-, dalam mendirikan website tersebut. Bahkan tak ada satu pun keluarga Cendana yang tahu.
Baca juga: Membangkitkan The Smiling General di Era Milenial
Baru enam bulan kemudian, akhir 2013, dalam sebuah acara peluncuran buku tentang Presiden Soeharto di gedung Granadi, Jakarta dia bertemu dengan Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut. Abdul Rahman pun memberanikan diri menemuinya untuk melaporkan berdirinya soeharto.co.
"Saya bilang ke Mbak Tutut, Mbak dulu saya mendemo Pak Harto," kata Abdul Rahman kepada Mbak Tutut.
"Saiki piye? (sekarang bagaimana)," kata Mbak Tutut seperti ditirukan Abdul Rahman. "Sekarang saya tobat," jawabnya ketika itu.
Ketika itu dia hanya ingin melaporkan kepada keluarga Cendana untuk menggunakan nama 'Soeharto' dan mempublikasikan kembali sejarah tentang Pak Harto.
Hingga saat ini dia mengaku tak ada campur tangan dari keluarga Cendana dalam proses produksi artikel di soeharto.co. "Saya melaporkan ke Mbak Tutut pun hanya agar tak dimarahi menggunakan nama soeharto.co," kata Abdul Rahman.
Soeharto.co memuat tentang biografi Presiden Soeharto, kebijakan-kebijakan yang dibuat selama orde baru. Tak hanya artikel, ada juga foto dan video kegiatan penguasa orde baru itu bersama ibu negara kala itu, Tien Soeharto.
Belakangan dia juga mendirikan situs berita Cendananews yang dikelola oleh sekitar 15 awak redaksi. Meskipun situs berita umum, situs ini memiliki rubrik khusus, Jejak Orba dan Kabar Cendana. (erd/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini