Pemulihan itu dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) sejak 2016 secara bertahap. Pada tahun pertama, ada 200 ribu hektare lahan gambut rusak dan kering yang bisa dibasahi. Pada 2017, ada 200 ribu hektare lagi lahan gambut yang direstorasi.
"Jadi total ada 400 ribu hektare lahan dari target 2 juta hektare hingga 2020 sesuai instruksi Presiden Jokowi," kata Kepala BRG Nazir Foead saat mengunjungi kantor detikcom, Jl Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (1/3/2018). Turut mendampingi antara lain Myrna A Safitri, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin karena kita terinspirasi Bandung Bondowoso, yang bisa mengerjakan proyek dalam semalam," canda Pemimpin Redaksi detikcom Iin Yumiyanti. Nazir dan Myrna hanya tersenyum.
Keduanya secara bergantian menjelaskan langkah-langkah restorasi yang dilakukan BRG. Selain pembasahan lahan gambut dengan menyekat dan menimbun kanal, BRG membuat ribuan sumur. Pembuatan sumur merujuk pada kearifan lokal warga di Jambi dan Kalimantan Tengah saat terjadi kebakaran hebat di lahan gambut pada 2015.
"Kami sudah ada 7.000 sumur yang dibangun oleh warga sendiri dengan kedalaman 20 meter, lalu dipasangi pompa untuk menyemprot lahan gambut supaya tetap basah," papar Nazir.
Selain itu, ada program penanaman di lahan gambut yang direstorasi. Masyarakat setempat diajak menjaga lahan gambut dan tak lagi menerapkan pembakaran lahan untuk pertanian.
Secara umum, ada 14,9 juta hektare lahan gambut di 19 provinsi. Dari semua itu, ada tujuh provinsi yang punya gambut relatif luas dan mudah terbakar, yakni seluas 12,9 juta hektare. BRG punya wilayah kerja di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. (dnu/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini