Nelayan Muara Gembong Curhat Limbah ke Ridwan Kamil

Pilgub Jabar 2018

Nelayan Muara Gembong Curhat Limbah ke Ridwan Kamil

Tri Ispranoto - detikNews
Kamis, 01 Mar 2018 21:34 WIB
Cagub Jabar Ridwan Kamil saat kampanye di Bekasi. (Foto: istimewa)
Bandung - Para nelayan di Pantai Mekar, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, berharap calon pemimpin yang bertarung di Pilgub Jabar 2018 memberikan perhatian lebih berkaitan kepedulian lingkungan dan potensi wisata. Ketua Gabungan Kelompok Nelayan (Gapokyan) Muara Gembong Nari menyampaikan aspirasi tersebut kepada Calon Gubernur (Cagub) Jabar Ridwan Kamil.

Emil, sapaan Ridwan, menyambangi Bekasi bertepatan masa kampanye Pilgub Jabar, seperti disampaikan dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (1/3/2018). Mewakili nelayan, Nari curhat ke Emil soal masalah limbah.

Dia menyebut saat ini limbah industri yang mencemari membuat ikan mati dan banyak tambak yang ditinggal oleh nelayan lantaran tidak menghasilkan. "Air tercemar, kotor, bau dari limbah industri," kata Nari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nari mengaku sudah melaporkan hal tersebut pada pihak berwenang. Namun hingga kini belum ada penanganan. "Malah saya disuruh cari dari mana asal limbah itu. Bagaimana mau cari, caranya saja tidak tahu dan saya sibuk cari ikan di laut," kata Nari.

Keluhan serupa diungkapkan nelayan lainnya, Marudi (60). Lelaki tersebut mengeluhkan soal abrasi lantaran tidak ada bendungan. Sehingga nelayan berinisiatif menanam mangrove, meski kurang kuat menahan abrasi.

"Kami ingin pemimpin Jabar nanti bisa membangun dam agar abrasi tidak terus terjadi. Lalu air di sini asin, kami berharap ada air bersih," ujar Marudi.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Muara Gembong Ahmad Daryanto mengatakan wilayah tersebut memiliki potensi wisata karena ada ekowisata mangrove sepanjang 100 meter dari target 650 meter.

"Untuk ekowisata mangrove 100 meter menghabiskan Rp 20 juta. Kami kekurangan dana untuk mengembangkannya," ujar Ahmad.

Mendengar keluhan tersebut, Cagub Emil mengaku sudah mencatat dan akan mencarikan solusi. Soal abrasi, Emil menjelaskan memang perlu dibuat dam, namun mangrove harus tetap dilestarikan.

"Soal limbah biar pemerintah yang cari solusinya. Enggak masuk akal kalau nelayan yang harus selidiki limbah," ujar pria berkacamata itu.

Terkait ekowisata, Emil yang sempat menyusuri tempat tersebut, memiliki sketsa yang nantinya dapat menjadi penunjang. "Saya berencana ada teras di sepanjang sungai yang jual makanan, suvenir dan wisata mangrove," kata Emil. (bbn/bbn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads