Saat berpidato dalam peringatan perlawanan Korsel atas kolonialisme Jepang, seperti dilansir Reuters, Kamis (1/3/2018), Moon menyatakan Jepang tidak berhak menyatakan isu budak seks telah selesai. Ini menjadi komentar paling keras Moon soal budak seks Jepang selama dia menjabat.
"Untuk menyelesaikan isu budak seks, pemerintah Jepang, sang pelaku, tidak seharusnya menyatakan persoalan ini telah diakhiri," tegas Moon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar Moon langsung menuai tanggapan resmi dari pemerintah Jepang. Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, menyebut komentar Moon itu 'luar biasa disesalkan'.
Diketahui bahwa Korsel dan Jepang berbagi sejarah pahit. Tidak hanya akibat kolonisasi Semenanjung Korea oleh Jepang pada tahun 1910-1945, tapi juga praktik penggunaan budak seks, atau wanita penghibur yang dipaksa bekerja di rumah-rumah bordil era Perang Dunia II.
Kesepakatan bersejarah antara kedua negara tercapai tahun 2015, saat Korsel dipimpin Presiden Park Geun-Hye yang kini terseret kasus korupsi. Dalam kesepakatan itu, otoritas Jepang sepakat menyalurkan dana 1 miliar Yen (kini setara Rp 127 miliar) yang diambil dari anggaran pemerintah, ke sebuah yayasan yang akan membantu wanita-wanita bekas budak seks di Korsel.
Jepang juga sepakat bekerja sama dengan Korsel dalam menjalankan program untuk mengembalikan kehormatan dan martabat para wanita bekas budak seks. Namun beberapa waktu terakhir, Korsel di bawah pemerintahan Moon berniat meninjau kembali kesepakatan itu.
"Rincian ini disepakati oleh Korea Selatan dan Jepang dan kita menganggapnya tidak bisa diterima dan luar biasa disesalkan," tegas Suga dalam konferensi pers, menanggapi komentar terbaru Moon. Lebih lanjut, Suga mendorong kedua negara untuk terus bekerja sama dalam menangkal ancaman Korea Utara (Korut).
Pekan ini, Jepang melayangkan protes setelah Menteri Luar Negeri Korsel mengangkat isu budak seks di forum PBB. Dalam protesnya, Jepang memperingatkan agar Korsel tidak melakukan langkah yang membahayakan hubungan bilateral kedua negara di masa-masa kritis di Asia Timur.
Dalam pidatonya, Moon juga menyatakan Korsel menganggap Jepang sebagai salah satu tetangga terdekat dan berharap bisa maju bersama. "Saya harap Jepang akan mampu secara tulus melakukan rekonsiliasi dengan tetangga-tetangganya yang telah mengalami penderitaan dan akan berjalan di jalur perdamaian secara berdampingan dan jalur kemakmuran secara bersama-sama," tandas Moon.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini