Isu Duet dengan Jokowi, Prabowo: Kita Utamakan Kepentingan Nasional

Isu Duet dengan Jokowi, Prabowo: Kita Utamakan Kepentingan Nasional

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Kamis, 01 Mar 2018 16:24 WIB
Jokowi-Prabowo (Foto: Pool/Biro Setpres)
Jakarta - Sempat ada isu mengenai wacana duet Joko Widodo dengan Prabowo Subianto. Prabowo pun menanggapi isu tersebut.

"Saya katakan saya mandataris partai saya, kita akan mendengarkan suara partai, suara rakyat, suara sahabat, suara mitra, kita akan utamakan kepentingan nasional," ujar Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (1/3/2018).

Hal tersebut disampaikan Prabowo saat menjawab rencana pencapresannya oleh Gerindra. Mantan Danjen Kopassus itu juga ditanya soal kabar dirinya akan menjadi cawapres pendamping Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Apa pun keputusannya, saya akan utamakan kepentingan rakyat, yang terbaik untuk kepentingan rakyat," tutur Prabowo.

Isu duet Jokowi-Prabowo berembus sejak akhir tahun lalu. Kabarnya, Jokowi dan Prabowo menjalin komunikasi membahas Pilpres 2019 dan kemungkinan maju bersama sejak akhir tahun lalu. Namun wacana itu dikabarkan kandas karena partai-partai pendukung tak setuju. Meski demikian, wacana itu masuk ke survei pilpres, salah satunya diadakan oleh Poltracking.

Survei Poltracking Indonesia menyimulasikan skenario duet Jokowi-Prabowo, yang dirilis pada 18 Februari lalu. Ada simulasi koalisi poros duet Jokowi-Prabowo versus koalisi poros SBY. Koalisi poros Jokowi-Prabowo berisi PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, PPP, Partai NasDem, dan Partai Hanura, dengan total kursi 73,40% (411). Koalisi poros SBY berisi Partai Demokrat, PAN, dan PKS, dengan total kursi 26,60% (149).

Simulasi model pertama, Jokowi jadi capres dan Prabowo jadi cawapresnya. Mereka melawan capres Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan cawapres Gatot Nurmantyo. Hasilnya, Jokowi-Prabowo meraup 50,3% dibanding AHY-Gatot, yang meraup 11,6% suara responden. Yang tidak tahu dan tidak menjawab ada 38,1%.

Model kedua, Jokowi-Prabowo versus Gatot-AHY. Tetap Jokowi-Prabowo yang menang dengan raihan 50,6% melawan Gatot-AHY yang meraih 12,6%. Sisanya tak menjawab.


Survei nasional bertajuk 'Proyeksi Skenario Peta Koalisi Pilpres 2019' itu menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi dan dilakukan pada 27 Januari-3 Februari 2018, menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar kurang-lebih 2,83%.

Waketum Gerindra Fadli Zon mengomentari hal tersebut. Dia mengatakan wacana itu muncul karena ada ketakutan dari pihak Jokowi.

"Itu orang-orang yang takut Pak Prabowo maju itu karena mereka khawatir Pak Jokowi akan kalah. Dan menurut saya akan kalah," jelas Fadli di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (19/2). (elz/tor)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads