Soal Peran Kedubes Terkait Bule Kehabisan Ongkos, Ini Kata Kemlu

Soal Peran Kedubes Terkait Bule Kehabisan Ongkos, Ini Kata Kemlu

Jabbar Ramdhani - detikNews
Rabu, 28 Feb 2018 05:32 WIB
Ilustrasi Bule Kehabisan Ongkos (Ilustrator: Andhika Akbaryansyah-Fuad Hasim/detikcom)
Jakarta - Kedutaan besar (Kedubes) dinilai memiliki peran terkait adanya warga negara asing (WNA) alias bule yang hidup di Indonesia tapi kehabisan ongkos. Pihak kedubes dinilai jadi pihak yang harus bertanggung jawab atas bule yang hidup menggelandang di Indonesia.

Terkait hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir mengatakan masing-masing kedubes memiliki aturan yang berbeda. Tiap kedubes memiliki cara untuk mencegah warga negaranya telantar di negeri lain.

"Masing-masing negara memiliki aturan berbeda beda. Secara umum kedubes membantu sesuai dengan aturan mereka sendiri," ujar Arrmanatha kepada detikcom, Selasa (27/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang bantu menghubungi keluarga yang bersangkutan, ada yang memulangkan. Kasusnya beda-beda. Tidak bisa dipukul rata," sambung pria yang akrab disapa Tata ini.

Dalam beberapa kesempatan masyarakat Indonesia menunjukkan empati kepada bule yang kehabisan ongkos ini. Ada yang memberikan uang kepada bule yang meminta bantuan. Ada pula yang memberikan tumpangan saat menemui bule yang kehabisan ongkos.

Saat ditanya apakah memberikan bantuan berupa uang sebagai tindakan yang tak patut dilakukan dan perlu melaporkan ke kedubes WNA tersebut, Tata tak menjawab secara langsung.

Dia mengatakan pengecekan izin tinggal terhadap bule tersebut patut dilakukan. "Harus dicek juga apakah izin tinggal mereka masih ada," ujar Tata.

Sebelumnya diberitakan, anggota Komisi I DPR yang membidangi hubungan internasional, Dave Laksono, mengatakan kedubes WNA yang kehabisan ongkos itu ialah pihak yang harus bertanggung jawab.

"Bagi para wisman yang kehabisan ongkos di tengah jalan, sebaiknya kedutaan mereka yang bertanggung jawab akan nasib mereka. Kita sebagai tuan rumah yang baik hanya dapat membantu fasilitasi sebaiknya mungkin," tutur Dave kepada wartawan, Selasa (27/2) siang.

Dave menilai, fenomena bule atau wisatawan asing yang kehabisan ongkos saat berwisata ke Indonesia diyakini bukan gara-gara kebijakan bebas visa. Dave mengatakan di antara mereka ada yang terlihat 'kere'.

Namun, ada di antara mereka juga yang punya gaya hidup seperti menginap di hotel besar, makan di restoran mewah, dan belanja produk lokal.

(jbr/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads