Jika Terjadi Serangan Kimia di Ghouta, Inggris Ikut AS Serang Suriah

Jika Terjadi Serangan Kimia di Ghouta, Inggris Ikut AS Serang Suriah

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 27 Feb 2018 17:46 WIB
dampak serangan rezim Suriah di Ghouta Timur (Foto: REUTERS/Bassam Khabieh)
London - Pemerintah Inggris akan mempertimbangkan untuk ikut serta dalam serangan militer Amerika Serikat terhadap Suriah, jika ada bukti senjata kimia digunakan terhadap warga sipil.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson dalam wawancara dengan radio BBC. Dia berharap Inggris dan negara-negara Barat lainnya tak akan berpangku tangan jika memang terjadi serangan kimia di Suriah. Johnson pun mendukung serangan terbatas jika ada "bukti tak terbantahkan" mengenai keterlibatan pemerintah Suriah.

"Jika kita tahu bahwa itu (serangan kimia) telah terjadi, dan kita bisa menunjukkannya, dan ada usulan aksi di mana Inggris bisa berguna, maka saya pikir kita harus serius mempertimbangkannya," ujar Johnson seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (27/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johnson mengatakan, dirinya mendukung keputusan pemerintah AS melancarkan serangan rudal ke target-target pemerintah Suriah pada tahun 2017 lalu. Serangan rudal itu dilakukan AS setelah hampir 100 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan gas di kota Khan Sheikhoun yang dikuasai pemberontak. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuding pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan yang menggunakan gas sarin tersebut.

Dalam sepekan terakhir ini, militer Suriah dan sekutunya telah melancarkan serangan-serangan hebat di Ghouta Timur, kawasan di pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak. Ratusan warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan-serangan tersebut.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa sedikitnya 16 orang dirawat di sebuah rumah sakit di Ghouta Timur karena diduga terpapar gas klorin. Mereka dilaporkan terkena gas klorin dalam serangan udara dan artileri pasukan pemerintah Suriah pada Minggu (25/2) lalu.

Direktorat Kesehatan Wilayah Damaskus (RDHD) yang dikelola oleh warga Suriah menyatakan, para korban yang dirawat di fasilitas medis menunjukkan gejala konsisten terkena gas klorin beracun. Namun belum dapat dipastikan apakah benar gas klorin digunakan sebagai senjata di Ghouta Timur.

Kedua kelompok yang bertikai saling menuduh pihak lawan menggunakan gas klorin sebagai senjata. Pemerintah Suriah berulang kali membantah menggunakan senjata kimia dan menyatakan target serangannya hanyalah para pemberontak bersenjata dan militan.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads