Peristiwa itu terjadi di Musala Al-Muhajirin, Penggilingan, Cakung, Jakut, pada Minggu (25/2). Haji Kaimin mulai mengumandangkan azan Subuh namun jatuh saat azan belum selesai.
"Belum selesai azan, dia jatuh di depan mimbar. Kebetulan sudah banyak jemaah yang sudah datang, pas jatuh ditolongin. Saat diangkat, dari kaki sampai dada sudah dingin tapi masih bernafas," kata Bendahara Musala Al-Muhajirin, Adeng Djumhana (66) di musala tersebut, Selasa (27/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haji Kaimin juga merupakan marbut di musala tersebut. Adeng mengatakan Haji Kaimin mengeluh kurang enak badan dari dua hari sebelumnya.
"Saya waktu kejadian sudah arah ke sini (musala). Langsung nyamperin terus ikut gotong, almarhumnya dipinggirin terus kita lanjut salat. Sempat panggil dokter, cuma ke sini juga sudah nggak ada (meninggal)," ucap Adeng.
Haji Kaimin sudah sekitar 20 tahun jadi marbut di musala tersebut. Dia merupakan pensiunan Bank Indonesia dan sang istri sudah meninggal pada 2007.
"Sudah lama (jadi marbut). Sebelumnya memang ada orang lain yang jadi marbut. Setelah orang itu pindah, digantiin beliau," kisah Adeng. (imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini