"Prof Sardjito tidak pernah tercatat sebagai pengurus partai politik bahkan tidak pernah menjadi anggota lembaga negara sebagai pengelola politik nasional. Sedikit informasi tentang itu, hanya catatan bahwa Prof Sardjito pernah aktif di Boedi Oetomo yang lahir di zaman penjajahan Belanda tapi tidak tercatat kiprah riilnya," kata Mahfud di Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Hal itu diceritakan Mahfud sebagai salah satu pembicara dalam seminar nasional bertajuk 'Ilmuan Pejuang, Penuang Ilmuan: Peran Prof Dr M Sardjito MPH dalam Revolusi Kemerdekaan, Kemanusiaan, Pendidikan dan Kebangsaan'. Meski tak tercatat sebagai pengurus parpol, Mahfud menyebut Sardjito tetap punya peranan dalam politik tingkat tinggi atau high politics.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, sikap dan langkahnya dalam membulatkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara dan sikap dan kedua, dan langkahnya dalam menguatkan pandangan yang ditanamkan di dunia pendidikan bahwa produk perguruan tinggi di Indonesia haruslah sarjana yang mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara di lapangan manapun," ujar Mahfud.
"Ini bisa disimpulkan bahwa Prof Sardjito sangat kuat memerankan posisinya di ranah high politica atau politik tingkat tinggi dengan memantapkan masalah penting dan mendasar dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara," sambungnya.
Peran Sardjito itu disebut Mahfud sebagai politik inspiratif. Mahfud menyebut hal itu yang menjadi alasan Sardjito memenuhi syarat menjadi pahlawan nasional.
"Yang dilakukan Prof Sardjito adalah peran politik inspiratif yakni ide dan konsep-konsep untuk mencetak kader bangsa yang bisa merawat dan membangun untuk mengabdi kepada Indonesia dengan mencetak sarjana yang sujana, sarjana yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah," jelas Mahfud.
"Itu sebabnya kita menilai sangatlah memenuhi syarat jika Prof Sardjito ditetapkan sebagai salah seorang pahlawan nasional," pungkas Mahfud. (haf/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini