"Sebagai pejabat yang baru, saya segera menyesuaikan di antaranya dalam seminggu saya mesti rapat staf saya dengan para deputi wajib itu tiap Senin mulai dari jam 08.00 pagi," kata Moeldoko saat berbincang dengan detikcom di kantornya, Gedung Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sambil kegiatan-kegiatan harian yang harus disiapkan, berikutnya hari Senin rapat staf (lagi), hari Kamis kedua rapat staf lagi untuk mengecek dalam seminggu progres apa, terus agar saya secara pribadi segera memahami pekerjaan yang memang harus dipahami," tutur Moeldoko.
Moeldoko masuk di kabinet pada 17 Januari 2018. Dia menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat Teten Masduki.
Belum lama duduk di kursi kabinet, ada survei yang menyebut dirinya layak jadi kandidat calon wakil presiden (cawapres). Namun Moeldoko seakan tak menanggapi serius soal hasil survey tersebut.
"Wah, ha ha, nggak usah berpikir aneh-anehlah, saya ingin fokus ya kepada--dan ini sudah menjadi kebiasaan saya--di mana saya kerja di situ saya fokus," kata Moeldoko.
Survei yang menempatkan Moeldoko layak masuk kandidat cawapres yang pertama adalah LSI pimpinan Denny JA. Moeldoko bahkan memperoleh prosentase popularitas 18% dalam survei pada 7-14 Januari 2018 ke 1.200 responden dengan metode multistage random sampling itu.
Selain itu ada pula Indo Barometer dengan survei pada 23-30 Januari 2018 ke 1.200 responden juga menyebut nama Moeldoko. Survei bermetode multistage random sampling itu menyebut elektabilitas Jokowi mencapai 35,1% jika berpasangan dengan Moeldoko.
"Nggak usah mikir yang lain, silakan survei silakan tapi yang penting saya berkontribusi (bersama pemerintah) sehingga memberikan manfaat," ujar Moeldoko. (bag/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini