Imigrasi Sebut Fenomena Bule Kehabisan Ongkos Bukan Hanya di RI

Imigrasi Sebut Fenomena Bule Kehabisan Ongkos Bukan Hanya di RI

Indah Mutiara Kami - detikNews
Selasa, 27 Feb 2018 08:30 WIB
Dua turis bule kehabisan ongkos di Pekalongan. (Foto: Dok Polsek Wiradesa, Pekalongan).
Jakarta - Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno mengatakan banyaknya warga negara asing yang kehabisan ongkos lalu menggelandang di Indonesia sebagai fenomena global. Fenomena ini menurutnya bagian dari pergerakan manusia secara internasional.

"Terkait fenomena ini, dalam konteks negara global, fenomena ini banyak terjadi di banyak tempat. Jadi dalam international imigration atau people movement, hal ini merupakan bagian dari peristiwa keimigrasian," kata Agung saat dihubungi, Senin (26/2/2018).

Dia mengatakan ada beragam motif yang melandasi terjadinya pergerakan manusia dalam lingkup global. Agung mengatakan peristiwa keimigrasian tak hanya soal WNA yang menggelandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jadi dalam international imigration bukan hanya peristiwa itu saja, hal lainnya ada pengungsi, ada pencari suaka, ada illegal migrant, ada trafficking, dan ada kejagatan transnational organize crime lainnya," tuturnya.

Agung mengatakan pemerintah menggandeng masyarakat untuk mengantisipasi ekses peristiwa migrasi tersebut. Persoalan peristiwa imigrasi tak hanya sebatas bermotif ekonomi.

"Peran pemerintah perannya melakukan pengawasan. Pemerintah dibantu masyarakat. Contoh kasus, TKI kita yang meninggal kemarin, yang kita pulangkan kemarin. Itu kan juga dibantu masyarakat," ucap dia.


Sementara, terkait kasus dua orang WNA asal Selandia Baru yang kehabisan ongkos saat hendak menuju Cirebon, Agung menyebut hal itu sebagai tren dari wisatawan yang berjiwa adventure. Wisatawan model ini kadang hanya membawa uang pas saat berlibur.

"Berikutnya, selain motif, ada tren. Kalau kita masuk ke dunia travelling, ada yang punya modal. Dia punya rencana dan persiapan dari tiket, dan persiapan lainnya. Tapi ada juga travelling yang sifatnya adventure. Pada prinsipnya, mereka mengganggu perwakilannya juga. Ketika kita tangkap, contoh waktu di Bali, kita laporkan kedutaannya, mereka juga minta maaf," ungkapnya. (imk/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads