Seperti dilansir BBC, Minggu (25/2/2018), DK PBB juga mengizinkan untuk pengiriman bantuan dan evakuasi medis ke Ghouta Timur.
Proses pemungutan suara terkait resolusi gencatan senjata tersebut telah beberapa kali tertunda sejak Kamis (22/2). Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nicky Haley termasuk salah satu pihak yang menyetujui gencatan tersebut. Namun ia skeptis hal itu akan dipatuhi oleh Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vassily Nebenzia mengusulkan agar teks resolusi diubah. Terutama bagian yang berkaitan dengan penyaluran bantuan, yang hanya bisa dilaksanakan jika kondisi keamanan memungkinkan.
Sebelumnya, korban tewas akibat gempuran udara di wilayah Ghouta Timur, Suriah, terus bertambah. Selama lima hari gempuran berlangsung, sedikitnya 416 orang tewas, termasuk anak-anak.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (23/2/2018), kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, menyatakan sejauh ini 416 orang tewas akibat gempuran udara sejak Minggu (18/2) malam waktu setempat. Terdapat sedikitnya 95 anak-anak di antara korban tewas.
Dalam pernyataan pada Kamis (22/2), Amerika Serikat menyebut Rusia memiliki 'tanggung jawab unik' atas jatuhnya korban tewas di Ghouta Timur. "Tanpa Rusia mendukung Suriah, kehancuran dan kematian jelas tidak akan terjadi," sebut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert. (nkn/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini