Situasi di Ghouta Suriah Bagai Neraka di Bumi, Ini Kata Rusia

Situasi di Ghouta Suriah Bagai Neraka di Bumi, Ini Kata Rusia

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 22 Feb 2018 18:26 WIB
dampak gempuran pasukan rezim Suriah di Ghouta Timur (Foto: REUTERS)
Moskow - Pemerintah Rusia menegaskan pihaknya tidak bertanggung jawab atas situasi di Ghouta Timur, kawasan di pinggiran Damaskus, Suriah. Wilayah yang dikuasai pemberontak tersebut terus dibombardir militer Suriah selama lima hari terakhir.

"Mereka yang mendukung para terorislah yang bertanggung jawab," tegas juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (22/2/2018).

[Gambas:Video 20detik]


"Baik Rusia, maupun Suriah, maupun Iran tidak masuk dalam kategori negara-negara tersebut karena mereka melakukan perang mutlak melawan para teroris di Suriah," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak September 2015, Rusia telah melancarkan serangan-serangan udara di Suriah sebagai bentuk dukungan untuk rezim Presiden Bashar al-Assad. Rusia menyatakan kampanye udara tersebut ditujukan untuk memerangi kelompok-kelompok teroris di Suriah.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Senin (19/2) waktu setempat menyatakan, serangan-serangan rezim Suriah di Ghouta Timur diperlukan untuk memberantas para militan terkait al-Qaeda.

Dikuasai oleh pemberontak sejak tahun 2012, Ghouta Timur merupakan kantong terakhir yang dikuasai oposisi di sekitar Damaskus. Presiden Assad telah mengerahkan pasukan tambahan sebagai upaya untuk merebut kembali wilayah tersebut.

Jet-jet tempur Suriah terus membombardir Ghouta Timur dalam lima hari terakhir. Serangan-serangan rezim Assad sejak Minggu (18/2) waktu setempat itu, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 300 orang tewas dan memicu kecaman internasional.

Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyebut situasi di Ghouta Timur saat ini seperti "neraka di muka bumi."

Dalam pernyataan di depan anggota Dewan Keamanan PBB di New York, hari Rabu (21/02), Guterres menyerukan penghentian pertempuran di kawasan yang dikuasai pemberontak tersebut. "Seruan saya kepada semua pihak yang terlibat perang adalah, hentikan pertempuran sesegera mungkin," kata Guterres.

Pemimpin badan dunia itu menambahkan, gencatan senjata sangat penting untuk memungkinkan penyaluran bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Ghouta Timur yang terjebak konflik. Kata 'neraka' yang digunakan Sekjen PBB tersebut untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang sangat mengenaskan di kawasan ini.

Seorang warga setempat, Firas Abdullah mengatakan, "Rudal dan mortir dijatuhkan ke kami seperti hujan."

"Tak ada tempat untuk bersembunyi di Ghouta Timur ini ... kami tak bisa lepas dari mimpi buruk," ujarnya. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads