"Bagus itu bahan koreksi (check and balances) KPK di praperadilan dan pengadilan Tipikor kalau ada seperti itu. Ada nyanyian dan OTT aja koruptor ngak jera-jera gimana kalau nggak ada," ujar Saut melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (20/2/2018).
Saut mengatakan hingga saat ini dengan banyaknya OTT dan sosialisasi gerakan antikorupsi telah meningkatkan indeks persepsi korupsi. Namun, menurut Saut KPK belum berpuas diri terhadap peningkatan prestasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saut juga terbuka dengan usulan Fahri agar Polri mengusut KPK. Menurutnya check and balances diperlukan untuk membangun kinerja yang sehat.
"Kalau mau baik dan adil, tidak satu pun institusi dan manusia di dalamnya, di NKRI kita ini tak boleh di check and balances. Semua institusi dan manusia di dalamnya harus di check and balances; baru nanti index persepsi korupsi kita bisa naik menyusul akan dorong kesra rakyatnya karena hukum sejalan dengan HAM," urainya.
"Penegakan hukum itu kata kuncinya adalah kepastian hukum dan keadilan itu filosofinya. Yang lain-lain itu hanya soal management saja, KUHAP itu manajemen penegakan hukum," ujar Saut.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut ada skandal di dalam pemberantasan korupsi oleh KPK. Hal itu disampaikan Fahri usai menanggapi tudingan Nazaruddin.
Menurutnya, langkah-langkah pemberantasan korupsi yang gencar saat ini hanya berasal dari dua sumber, yaitu pengakuan Nazar dan operasi tangkap tangan (OTT).
"Pemberantasan korupsi ini skandal karena hanya bersumber dari mulutnya Nazar dan OTT. Itu yang menurut saya lebih penting untuk diungkap," kata Fahri di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/2/2018). (ams/asp)