"Kami telah membentuk tim trauma healing, menangani 6 orang korban fisik dan 127 orang korban psikis," kata Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Keuskupan Agung Semarang, Rm. Fx. Endra Wijayanto, saat jumpa pers di Gereja Lidwina, Senin (19/2).
Tim trauma healing dibentuk yang salah satu tugasnya memulihkan kondisi psikis para umat yang menjadi korban secara langsung maupun umat lain yang melihat langsung peristiwa penyerangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait perkembangan penanganan peristiwa penyerangan, Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan rasa solidaritas. Pihak-pihak tersebut telah mampu mengubah peristiwa duka menjadi pengalaman berkat yang memperbarui semangat persaudaraan, kesatuan, keberagaman, dan perdamaian dalam hidup berbangsa.
"Melalui tim advokasi, kami percaya dan mendukung serta siap bekerja sama dengan penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini secara profesional dan bebas dari intervensi," jelas Endra.
Selain itu, lanjutnya, pihak gereja meyakini negara mampu memberikan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia, serta berharap dan berpartisipasi agar aksi kekerasan tidak lagi menodai kebebasan beragama.
"Bersama semua pihak yang berkehendak baik, gereja senantiasa melibatkan diri dalam mengembangkan perdamaian, keberagaman, persatuan, dan kesejahteraan bangsa Indonesia," pungkasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini