Dakwaan Rusia Campuri Pilpres Tak Indikasikan Keterlibatan Warga AS

Dakwaan Rusia Campuri Pilpres Tak Indikasikan Keterlibatan Warga AS

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 17 Feb 2018 10:22 WIB
Ilustrasi (AFP PHOTO/MARK RALSTON)
Washington DC - Dakwaan mencampuri pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang dijeratkan kepada 13 warga Rusia, tidak menyebut indikasi keterlibatan warga negara AS. Dakwaan itu juga tidak menyimpulkan apakah aksi Rusia itu telah mempengaruhi hasil pilpres 2016.

"Tidak ada tudingan dalam dakwaan ini bahwa ada warga Amerika yang menjadi partisipan yang mengetahui aktivitas ilegal ini," tegas Wakil Jaksa Agung AS Rod Rosenstein yang mewakili Departemen Kehakiman AS dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/2/2018).

"Tidak ada tudingan dalam dakwaan, bahwa tuduhan yang dilakukan telah mempengaruhi hasil pemilu 2016," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dakwaan pidana untuk 13 warga Rusia dan tiga perusahaan Rusia itu dirilis oleh jaksa khusus Robert Mueller yang memimpin penyelidikan Biro Investigasi Federal (FBI) terhadap dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia untuk mempengaruhi hasil pilpres 2016.

Dakwaan itu merinci operasi gelap Rusia yang dimulai tahun 2014 dan bertujuan memecah-belah AS serta mempengaruhi perpolitikan AS termasuk pilpres 2016. Saat itu, Trump beradu dengan capres Partai Demokrat, Hillary Clinton.


Dalam dakwaan itu, Mueller menduga mulai pertengahan tahun 2016, tim Rusia yang diarahkan oleh Yevgeny Prigozhin -- sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin -- fokus pada melambungkan Trump dan menjatuhkan Hillary Clinton dalam kampanye pilpres AS. Prigozhin yang disebut sebagai 'chef'-nya Putin ini mengendalikan Concord Catering, yang mendanai Internet Research Agency (IRA) yang melakukan aksi intervensi terhadap pilpres AS.

Diduga, tim IRA dari Rusia itu melibatkan ratusan orang yang bekerja secara bergiliran dengan anggaran jutaan dolar Amerika. Menurut dakwaan ini, sejumlah anggota tim Rusia menyamar menjadi warga negara AS di Facebook, Twitter, YouTube dan Instagram, dan memposting konten-konten yang mempengaruhi 'sejumlah besar' warga AS.

Operasi Rusia difokuskan pada 'negara bagian ungu' di AS, yang banyak memiliki 'swing voters' atau pemilih yang belum menentukan pilihan antara Partai Republik dan Partai Demokrat.

Disebutkan dalam dakwaan bahwa tim Rusia ini sempat berkomunikasi dengan tiga anggota tim kampanye Trump, yang tidak disebut identitasnya. Namun disebutkan juga bahwa anggota tim kampanye Trump itu 'tidak mengetahui' aksi intervensi Rusia saat itu. Mereka juga disebut tidak menyadari bahwa yang berkomunikasi dengan mereka adalah warga Rusia yang menyamar sebagai warga AS.

Terlepas dari itu semua, ditekankan Wakil Jaksa Agung Rosenstein bahwa penyelidikan yang dipimpin Mueller ini masih terus berlanjut dan belum mencapai akhir.

(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads