Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari menyebut, meskipun sulit, kemungkinan Pilpres 2019 diikuti tiga pasangan calon masih memungkinkan. Hal ini dapat terjadi jika tiga 'king maker' meluncurkan strategi politik.
Siapa 'king maker' yang dimaksud?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ketiga orang tersebut mampu mempengaruhi konstelasi capres 2019. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai memiliki kekuatan partai, sehingga bisa mengusung calon hanya dengan menggandeng satu partai lain.
Begitu pula dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bisa mengusung calon presiden bersama dua partai lain.
"Kenapa Bu Mega? Karena dia ketum PDIP. Kursinya 109 (di DPR) sama dengan 19 persen. Jadi PDIP tinggal menggandeng salah satu partai yang paling kecil, misalnya Hanura. Jadi itu pasangan sendiri," jelas Qodari.
"Kenapa SBY? Karena SBY Ketum Partai Demokrat. Ada 1 kursi sama dengan 11 persen. Mungkin Pak SBY harus bisa menggandeng 2 partai menengah, katakanlah PAN dan PKB. Jadi juga itu satu pasangan," tambahnya.
Lantas, apa kekuatan Jusuf Kalla yang saat ini menjadi wapres Jokowi?
"Pak JK ini dengan senioritasnya dengan lobi politiknya memiliki kemampuan untuk mendorong calon. Beliau kalau telepon ketum partai itu pasti diangkat. Apalagi Ketum partainya yang masih muda-muda. Mau bukti? Buktinya Pilkada DKI, siapa yang mendorong Anies jadi cagub? Pak JK telepon Pak Prabowo, untuk memajukan Anies Baswedan," terang Qodari.
Sementara itu, dua skenario Pilpres 2019 lainnya adalah skenario 2 pasang. Skenario A yaitu Jokowi melawan Prabowo. Kemudian skenario B disebutkan Prabowo merapat sebagai cawapres Jokowi melawan paslon lain. (tsa/elz)